GARUT, FOKUSJabar.id: Sekolah Sungai Cimanuk (SSC) Garut Jawa Barat (Jabar) dalam waktu dekat bakal menggelar sosialisasi mitigasi bencana dengan perwakilan Kampung Siaga Bencana (KSB) dari 42 kecamatan se Kabupaten Garut.
Demikian dikatakan Direktur Sekolah Sungai Cimanuk, Mulyono Khaddafi. Menurut Dia, kegiatan tersebut akan digelar di Lapang Paris (Teras Cimanuk) yang notabene lahan milik negara.
BACA JUGA:
Darurat Longsor, Sekolah Sungai Cimanuk Gencar Sosialisasi Mitigasi Bencana
Terlebih, Teras Cimanuk merupakan salah satu kawasan yang wajib menjadi prioritas mitigasi bencana.
Mulyono mengatakan, mitigasi bencana adalah upaya untuk mengurangi risiko dan dampak bencana dengan melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerentanan sebelum bencana terjadi.
“Tujuan mitigasi bencana adalah untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi kerusakan dan mempercepat pemulihan pascabencana,” kata Mulyono kepada FOKUSJabar, Minggu (28/12/2025).
Dia menyebut, pencegahan bencana dengan membuat sistem peringatan dini, sosialisasi bangunan dari bambu atau bangunan tidak permanen. Mengingat status lapang Paris adalah tanah negara dan termasuk zona merah dalam kerentanan terhadap bencana banjir.

“Jadi tujuan kami membentuk penghutanan kembali di sepanjang pinggir Sungai Cimanuk,” ucap Dia.
Kemudian pengurangan kerentanan dengan memperkuat bangunan, melakukan penanaman pohon dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Sekolah Sungai Cimanuk juga membuat rencana tanggap darurat, menyediakan peralatan penyelamatan dan melakukan pelatihan.
BACA JUGA:
17 Rumah di Kadungora Garut Diterjang Cuaca Ekstrem
“Dengan mitigasi bencana, kita dapat mengurangi risiko dan dampak bencana serta meningkatkan ketahanan Masyarakat,” katanya.
Saat ini, penenaman pohon di sekitar Kawasan Teras Cimanuk sudah berjalan. Tujuannya, mencegah erosi tanah, mengurangi risiko longsor, mengurangi polusi udara,mengatur silus air.
Selain itu untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan mengurangi efek urbanisasi. Di mana pohon dapat membantu mengurangi suhu kota dan meningkatkan kualitas hidup.
“Dengan menanam pohon, kita dapat membantu menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup,” kata Mulyono.
Dia menyatakan, UU No 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana menjadi landasan hukum utama kegiatan SSC.
Pihaknya aktif dalam pengelolaan, mitigasi, tanggap darurat hingga pemulihan pascabencana. Termasuk di wilayah Lapang Paris yang menjadi Kawasan terdampak banjir bandang tahun 2016 lalu.
Waktu itu, Lapang Paris jadi wilayah terdampak kerusakan yang sangat parah. Karenanya, sesuai dengan peraturan Kepala BNPB No11 tahun 2014 tentang peranserta masyarakat dalam penanggulangan bencana, pihaknya berjibaku berusaha memulihkan keadaan.
“Alhamdulillah Lapang Paris kini sudah normal kembali. Bahkan bisa dijadikan tempat wisata sungai untuk tempat edukasi. Di mana kita berkewajiban untuk merawat sungai agar terpelihara dan bermanfaat bagi umat manusia,” katanya.
BACA JUGA:
Hujan Deras Picu Longsor di Pasirwangi Garut, Lima Rumah Warga Terancam
Oleh karena itu, kawasan Lapang Paris wajib dijaga agar kejadian tempo dulu tidak terulang . Salah satu caranya dengan menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk. Yakni dengan melakukan reboisasi. Termasuk melakukan sosialisasi mitigasi bencana.
Sebelumnya FOKUSJabar mengabarkan, sejak 10 Januari 2024 SSC Garut telah membentuk KSB sebagai respons terhadap keprihatinan masyarakat akan kerentanan terhadap bencana alam.
Terlebih Kabupaten Garut menempati peringkat ke-3 terbanyak dalam frekuensi bencana alam di Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Mulyono Khaddafi menjelaskan, tujuan inisiatif pembentukan KSB untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat di daerah rawan bencana melalui berbagai kegiatan. Di antaranya, pelatihan, simulasi evakuasi dan pembentukan tim siaga bencana lokal.
“KSB kami bentuk untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana. Alasannya karena Garut merupakan daerah rawan bencana,” kata Mulyono.
(Bambang Fouristian)


