spot_img
Senin 22 Desember 2025
spot_img

Raih Sukses Lewat Usaha Lemon Serai, Kisah Inspiratif Tiga Gadis Tunarungu Tasikmalaya

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Keterbatasan fisik tidak pernah menjadi batas bagi semangat berkarya. Hal itu dibuktikan oleh tiga gadis tangguh asal Kota Tasikmalaya, Aisyah, Tita, dan Ratih. Meski merupakan penyandang disabilitas tunarungu, mereka mampu mencuri perhatian publik berkat kegigihannya merintis usaha minuman sehat di jantung Kota Tasikmalaya.

Di depan Alun-alun Kota Tasikmalaya, ketiganya kompak menjajakan minuman segar kaya manfaat, Lemon Serai. Bukan hanya kelezatan rasa yang menjadi daya tarik, tetapi juga cara mereka melayani pelanggan. Tanpa suara, tanpa keraguan, dan hanya mengandalkan komunikasi gestur.

Baca Juga: 3 Pantai Keren di Tasikmalaya untuk Libur Nataru 2026, Indah dan Bebas Macet!

Transaksi Lewat Gerak Tubuh

Lapak kecil mereka menawarkan dua varian menu: panas dan dingin. Untuk memesan minuman dingin, pembeli cukup memperagakan gestur seperti menggigil. Sementara untuk minuman panas, cukup menunjukkan gestur tubuh seolah kepanasan.
Metode unik ini bukan hanya efektif, tetapi juga menciptakan pengalaman tersendiri bagi pelanggan, hangat, inklusif, dan penuh empati.

Omzet Terus Meroket

Perjalanan usaha mereka tidak mulus sejak awal. Saat merintis, mereka hanya mampu menjual sekitar 60 cup per hari. Namun berkat konsistensi dan cita rasa yang terjamin, kini penjualan harian melonjak hingga 180 cup.


Buka setiap hari pukul 07.00–14.00 WIB, lapak mereka telah menjadi salah satu tujuan favorit warga yang mencari minuman sehat di sekitar alun-alun.

Kesuksesan ini tidak lepas dari peran Aris, anggota komunitas peduli disabilitas di Tasikmalaya. Berawal dari rasa prihatin, Aris mendata anak-anak disabilitas dan menjalin kerja sama dengan pelaku kuliner seperti Rumah Makan Nini Anteh serta Minuman Arem.

“Dua tahun lalu ada 30 anak disabilitas yang magang. Sekarang sudah masuk periode ketiga. Untuk Aisyah, Tita, dan Ratih, mereka berjualan dengan sistem bagi hasil,” ungkap Aris baru-baru ini.

Kini, meski awalnya mendapat pendampingan intensif, ketiganya telah mampu mengelola usaha secara mandiri.

Mimpi Menjadi Pengusaha

Aisyah mengaku usaha ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan cita-citanya menjadi pengusaha kuliner besar. Tita dan Ratih pun memiliki visi serupa: membuka usaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja bagi sesama penyandang disabilitas.

Namun, keterbatasan modal menjadi hambatan utama. Mereka berharap adanya dukungan lebih, khususnya dari pemerintah daerah, agar usaha yang telah dibangun ini bisa berkembang lebih besar.

Pegiat disabilitas Kota Tasikmalaya, Herniawan Obech, menegaskan pentingnya dukungan berbagai pihak.


“Anak-anak disabilitas memiliki hak yang sama untuk sukses. Dengan pendampingan dan dukungan modal, mimpi mereka untuk menjadi pengusaha bukan sesuatu yang mustahil,” ujarnya, Senin (22/12/2025).

Herniawan berharap perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap penyandang disabilitas terus menguat, sehingga mereka dapat berkembang dan meniti masa depan sesuai minat serta potensi yang dimiliki.

(Abdul)

spot_img

Berita Terbaru