GARUT,FOKUSJabar.id: Camilan tradisional Garut, burayot, kini tampil lebih modern berkat sentuhan kreatif Irma Ridyawati. Melalui usaha PD. Fortuna Snack, Irma berhasil menghadirkan inovasi “Burayot Pancawarna” yang mulai digandrungi konsumen, tak hanya di Garut tetapi juga di berbagai daerah di Jawa Barat hingga Jabodetabek.
Berbasis produksi di Kampung Cilageni, Desa Karangtengah, Kecamatan Kadungora, PD. Fortuna Snack menawarkan pembaruan pada camilan berbahan dasar tepung beras dan gula merah ini. Jika burayot biasanya identik dengan warna cokelat alami gula kawung, kini produk tersebut hadir dengan lima varian rasa yang lebih kekinian.
Inovasi Lima Varian Rasa
“Burayot Pancawarna” tampil dengan lima pilihan rasa yang menarik untuk semua kalangan, mulai dari penikmat cita rasa klasik hingga generasi muda pencinta camilan modern. Varian tersebut meliputi:
- Original: Menonjolkan rasa autentik dan aroma gula merah khas burayot tradisional.
- Cokelat: Rasa manis modern yang menjadi favorit milenial dan gen Z.
- Pandan: Menawarkan aroma segar daun pandan.
- Stroberi: Menghadirkan sensasi rasa buah yang unik.
- Mentol: Varian paling inovatif untuk pencinta rasa segar dan berbeda.
“Kami ingin burayot tidak hanya dipandang sebagai oleh-oleh jadul, tetapi menjadi camilan yang relevan dengan selera masa kini,” ujar Irma Ridyawati saat ditemui FOKUSJabar, Minggu (21/12/2025).

Pemberdayaan Warga Lokal & Ekspansi Pasar
Selain berinovasi, Irma juga berkomitmen terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar. Saat ini, PD. Fortuna Snack melibatkan delapan karyawan yang merupakan warga lokal desa tersebut.
Konsistensi menjaga kualitas rasa membuat Burayot Pancawarna semakin diminati pasar. Produk ini tak hanya menjadi favorit di Garut, tetapi juga rutin dikirim ke berbagai kota di Jawa Barat hingga berhasil menembus pasar Jabodetabek.
Visi Masa Depan: Bersaing Tanpa Tinggalkan Identitas
Meski telah mencicipi pasar yang lebih luas, Irma mengaku masih memiliki banyak target besar untuk kemajuan usahanya.
“Harapan saya ke depan, usaha ini bisa berkembang lebih pesat lagi. Bukan hanya soal keuntungan, tetapi agar bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja dan membantu ekonomi warga sekitar,” tutur Irma.
Inovasi Burayot Pancawarna menjadi bukti bahwa kuliner tradisional dapat naik kelas tanpa kehilangan identitas, sekaligus memberi kontribusi nyata bagi perekonomian daerah melalui kreativitas dan manajemen usaha yang adaptif.
(Y.A. Supianto)


