GARUT, FOKUSJabar.id: Pemerintah Kabupaten Garut menyatakan telah memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Untuk menjamin keselamatan wisatawan menjelang lonjakan kunjungan libur Natal dan tahun baru 2026. Mengingat potensi bencana alam, terutama di kawasan wisata pegunungan dan pantai Garut.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Budi Gan Gan Gumilar, mengungkapkan. Bahwa serangkaian rapat koordinasi telah di gelar melibatkan Polres, Polsek, Polairud, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup (LH), dan BPBD.
“Setiap instansi telah memegang peran dan fungsi masing-masing dalam skema pengamanan terpadu,” ucapnya, kepada Fokus Jabar, Rabu (10/12/2025).
Baca Juga: Soal Teras Cimanuk, Mantan Bupati Garut Bilang Begini
Menanggapi risiko bencana, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut. Rutin mengeluarkan surat imbauan kepada para pelaku usaha dan pengelola destinasi wisata.
“Surat himbauan ini bertujuan agar mereka, pelaku usaha dan pengelola mampu menyediakan. Sarana dan prasarana yang di butuhkan, terutama di wilayah atau titik-titik yang di identifikasi rawan bencana atau kecelakaan laut,” jelasnya.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga telah memberikan bantuan alat keselamatan, khususnya untuk destinasi di wilayah pantai selatan. Sementara itu, Destinasi Tujuan Wisata (DTW) yang di kelola swasta atau desa. Di himbau untuk segera melengkapi sarana dan prasarana keamanan mereka sendiri.
Budi Gan Gan Gumilar mengakui bahwa tren kunjungan wisatawan saat ini masih di dominasi oleh DTW Alam. Pihaknya berupaya keras untuk menjaga kepercayaan wisatawan, menjadikan isu keamanan sebagai poin penting dalam strategi promosi.
“Dalam promosi saat ini perlu juga di yakinkan bahwa masalah keamanan menjadi hal terpenting. Di setiap DTW, terutama bagi pengelola untuk mampu menjaga kondusivitas DTW-nya masing-masing agar wisatawan merasa terlindungi,” katanya.
Meskipun Garut memiliki potensi bencana, Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya tidak menyebutkan adanya pengaruh signifikan terhadap minat kunjungan. Fokus utama promosi adalah meyakinkan calon wisatawan bahwa Garut aman dan menarik untuk perayaan Tahun Baru.
Antisipasi Lonjakan Kunjungan
Terkait potensi kerumunan di destinasi unggulan seperti Darajat atau Pantai Santolo, Dinas Pariwisata dan Budaya telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan.
Budi Gan Gan Gumilar optimistis bahwa lonjakan pengunjung tidak akan terpusat di satu lokasi. “Di perkirakan keinginan atau minat pengunjung berbeda-beda. Artinya tidak fokus pada satu titik DTW saja melainkan akan tersebar di berbagai DTW seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Dengan demikian, setiap DTW di harapkan sudah siap menampung wisatawan sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dan tidak ada rencana pembatasan atau pengalihan kunjungan secara spesifik untuk mencegah penumpukan massa di area rawan.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga menaruh harapan besar pada pelaku usaha pariwisata (hotel, restoran, pemandu wisata). Untuk turut serta menjaga situasi yang kondusif.
Baca Juga: Pemkab Garut Perpanjang Masa Tanggap Darurat hingga 23 Desember
“Harapan kami adalah mampu melakukan kerja sama yang baik, kolaborasi dengan pihak-pihak tertentu. Sehingga mampu menciptakan situasi yang kondusif di setiap waktu,” harapnya.
Pesan singkat untuk para wisatawan, “Ayo ke Garut saja, jaga kesehatan, keselamatan. Selalu waspada di setiap saat dan di mana pun berada. Garut Hebat Wisatawan Meningkat.”
Target kunjungan wisatawan ke Garut pada tahun 2025 adalah 3,6 juta pengunjung. Meningkat dari target tahun 2024 yang sebesar 3,2 juta dan realisasi 3,3 juta pengunjung.
Sementara itu, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata Garut pada tahun 2025 adalah Rp2,8 miliar. Meningkat dari realisasi tahun 2024 yang sebesar Rp2,3 miliar
Di tingkat nasional, target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2025 adalah 14,6-16 juta kunjungan. Meningkat dari target tahun 2024 yang sebesar 14,3 juta kunjungan. Sedangkan target kunjungan wisatawan nusantara adalah 1,08 miliar perjalanan.
(Y.A. Supianto)


