BANJAR,FOKUSJabar.id: Andri Setiawan, warga Desa Rejasari Kecamatan Langensari, kembali mendatangi Inspektorat Kota Banjar untuk melengkapi berkas laporan terkait dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Pemerintah Desa Rejasari.
Laporan tersebut berkaitan dengan dugaan penyimpangan dalam proses pengadaan barang dan jasa pada sejumlah proyek pembangunan yang bersumber dari Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2025. Andri menyebut telah menyerahkan tambahan bukti yang dinilainya cukup kuat menunjukkan adanya kejanggalan pada beberapa proyek, mulai dari pengaspalan, pembangunan jalan beton, hingga program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).
Baca Juga: Warga Laporkan Dugaan Praktik KKN di Pemdes Rejasari ke Inspektorat Kota Banjar
“Saya sudah melengkapi semua bukti, dan Inspektorat telah menerimanya. Saya meminta dalam lima hari kerja ada tindak lanjut yang jelas,” ujar Andri, Senin (8/12/2025).
Menurutnya, proses pengadaan barang dan jasa di desa tidak dilakukan secara transparan, termasuk soal penentuan pemenang tender. Andri mengaku turut mengikuti penawaran pekerjaan, sehingga menilai ada hal yang tidak wajar dalam prosesnya. Ia menegaskan bahwa langkah yang diambilnya semata-mata untuk memastikan anggaran desa digunakan sesuai aturan. Jika tidak ada progres dari Inspektorat, ia siap membawa laporan tersebut ke aparat penegak hukum (APH).
“Kalau tidak ada kejelasan, saya tidak segan melaporkan ke APH,” tegasnya.
Kritik terhadap kualitas pembangunan juga datang dari warga setempat. Mujiono, salah seorang warga Rejasari, menyayangkan hasil proyek yang dinilai tidak sesuai standar. Ia mencontohkan kondisi jalan yang baru selesai dikerjakan namun sudah kembali rusak.
“Kalau pengerjaannya benar, tidak mungkin cepat rusak. Jalan dari batuan dewan saja bisa tahan bertahun-tahun,” katanya.
Senada dengan itu, warga lainnya, Siswandi, mengungkapkan bahwa jalan yang baru dua bulan rampung sudah menunjukkan kerusakan. Batu dan pasir mulai keluar ke permukaan, yang menurutnya mengindikasikan campuran material tidak sesuai.
“Ini baru dua bulan, tapi sudah rusak. Entah semennya kurang atau bagaimana, tapi kualitasnya parah,” ujarnya.
(Agus)


