PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran menegaskan komitmennya untuk mencegah perilaku menyimpang seperti Laki-laki Suka Laki-laki (LSL) serta Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Upaya ini dilakukan sebagai langkah antisipatif terhadap potensi peningkatan kasus HIV/AIDS di kalangan pelajar.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah muncul dugaan adanya kasus HIV/AIDS yang menimpa salah satu peserta didik di Pangandaran. Disdikpora meminta dukungan para orang tua untuk bersama-sama memberikan edukasi yang tepat kepada anak-anak mereka.
Baca Juga: Kasus HIV Diduga Libatkan Pelajar, Pemkab Pangandaran Perkuat Pengawasan Karakter Remaja
“Saya tidak mengatakan bahwa kasus HIV/AIDS di Pangandaran didominasi oleh LSL. Namun jangan sampai generasi muda yang kita siapkan untuk masa depan justru terseret arus negatif,” tegas Kepala Disdikpora Pangandaran, Soleh Supriyadi, Jumat (21/11/2025).
Soleh mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan serta berbagai pemangku kepentingan di lingkungan sekolah untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya perilaku menyimpang tersebut.
Menurutnya, maraknya konten terkait LSL dan LGBT di media sosial membuat edukasi menjadi semakin penting. Ia berharap fenomena tersebut tidak menyentuh para pelajar di Pangandaran.
“Saya mengajak seluruh masyarakat, terutama orang tua, untuk bersama-sama menjaga, membimbing, dan mengedukasi anak-anak kita,” ujarnya.
Soleh juga menekankan pentingnya pendampingan orang tua dalam penggunaan media sosial. Meski siswa dituntut untuk melek digital, pengawasan harus tetap dilakukan agar mereka tidak terpapar konten-konten yang tidak sesuai.
“Di era digital, peserta didik memang harus memahami teknologi. Tapi penggunaan media sosial harus diawasi dan ada batasannya,” katanya.
Disdikpora juga telah menggandeng berbagai stakeholder, seperti MKKS, Korwil, K3S, PGRI, dan puskesmas, untuk memperkuat langkah pencegahan. Ke depan, setiap kecamatan diharapkan memiliki program edukasi terpadu antara Disdik, Dinkes, dan sekolah-sekolah, terutama jenjang SMP.
“Kami ingin ada gerakan nyata di lapangan untuk memberikan edukasi langsung di sekolah-sekolah sebagai upaya pencegahan sejak dini,” pungkasnya.
(Sajidin)


