BANDUNG,FOKUSJabar.id: Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengungkapkan bahwa tren angka kelahiran di Kota Bandung terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena berpotensi memengaruhi struktur demografi, terutama ketersediaan sumber daya manusia usia produktif di masa mendatang.
“Jumlah kelahiran dalam rumah tangga sekarang menurun jauh, dan itu saya rasakan juga,” ujar Farhan, Jumat (21/11/2025).
Baca Juga: Sambut Libur Nataru, Pemkot Bandung Kebut Perbaikan Infrastruktur & Benahi Parkir
Farhan menyebutkan, fenomena ini terlihat jelas dari hasil kunjungan ke berbagai wilayah. Dari sekitar 40 kelurahan yang telah dipantau, hanya satu kelurahan yang masih menunjukkan tingkat kelahiran yang cukup tinggi.
“Ada 40 kelurahan yang sudah kita datangi. Hanya satu saja yang produktivitas bayinya masih tinggi,” katanya.
Pola Pikir Masyarakat Berubah
Menurut Farhan, penurunan angka kelahiran ini tak lepas dari perubahan pola pikir masyarakat. Banyak keluarga memilih memiliki anak lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya.
“Penyebab utamanya? Karena masyarakat saat ini memilih punya lebih sedikit anak,” jelasnya.
Pemkot Susun Strategi Atasi Penurunan Produktivitas Penduduk
Untuk menjaga keseimbangan komposisi penduduk, terutama kelompok usia produktif, Pemkot Bandung kini tengah merumuskan beberapa strategi. Salah satu langkah yang sedang dikaji adalah memanfaatkan layanan administrasi kependudukan (Adminduk) sebagai daya tarik bagi pekerja dari luar Bandung agar mau menetap dan mengurus domisili di Kota Bandung.
“Kita sedang memikirkan bagaimana Adminduk bisa menjadi daya tarik bagi kelompok usia produktif untuk pindah ke Kota Bandung,” tutur Farhan.
Ia mengatakan, pekerja yang sudah bekerja dan tinggal di Bandung akan diberi kemudahan dalam proses perpindahan dokumen kependudukan.
“Kalau Anda kerja dan tinggal di Kota Bandung, ajukan surat pindah, hari itu juga bisa langsung jadi KTP Bandung. Ini akan mempermudah proses seperti cicilan rumah, mobil, mencari pekerjaan, hingga pembuatan SKCK,” ujarnya.
Farhan berharap kebijakan tersebut dapat menjaga dinamika pertumbuhan penduduk dan memperkuat fondasi pembangunan ekonomi Kota Bandung dalam jangka panjang.
(Yusuf Mugni)


