PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Sejumlah peserta didik tingkat SMP di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, disebut terindikasi terjangkit HIV/AIDS. Kasus tersebut dikaitkan dengan perilaku seksual berisiko yang melibatkan kelompok laki-laki yang berhubungan dengan laki-laki (LSL).
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Soleh Supriyadi, membenarkan adanya indikasi kasus tersebut, meski pihaknya belum menerima data rinci.
Baca Juga: Pemkab Pangandaran Bergerak ke Senayan, Tuntut Penanganan Banjir Rp600 Miliar
“Kami dari Dinas Pendidikan mengantisipasi hal itu, dan kami nyatakan perang terhadap segala bentuk perilaku yang membahayakan peserta didik,” ujar Soleh melalui pesan WhatsApp, Jumat (21/11/2025).
Soleh menjelaskan, data resmi terkait kasus HIV/AIDS berada di bawah kewenangan Dinas Kesehatan (Dinkes). Ia menilai munculnya fenomena tersebut tak lepas dari pengaruh media sosial yang semakin membentuk pola pikir dan perilaku remaja.
Menurutnya, perkembangan teknologi membawa perubahan signifikan terhadap karakter peserta didik. Karena itu, pihaknya akan memperkuat pembinaan perilaku dan pendidikan karakter, baik di tingkat sekolah dasar maupun menengah.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pangandaran, dr. Rina Veriany, mengungkapkan bahwa sepanjang Januari hingga September 2025 tercatat 35 kasus positif HIV/AIDS.
“Kasus HIV paling banyak terjangkit pada kelompok LSL. Temuan ini juga merupakan kelanjutan dari data sebelumnya, karena laporan tahun ini baru masuk hingga September,” jelasnya.
Rina menuturkan, pihaknya belum dapat merilis jumlah kasus HIV/AIDS yang secara spesifik terhadap pelajar SMP maupun SMA. Ia menegaskan bahwa penularan HIV umumnya terjadi melalui hubungan seksual berisiko. Terutama pada individu dengan pergantian pasangan yang tinggi, serta melalui paparan darah.
(Sajidin)


