BANDUNG,FOKUSJabar.id: Upaya pengendalian sampah di Kota Bandung kini masuk dalam agenda mitigasi bencana yang harus dijalankan secara serius oleh seluruh lapisan masyarakat.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengatakan, bahwa persoalan sampah tidak lagi dapat dipandang sebagai isu kebersihan semata, melainkan faktor penting yang menentukan kerentanan kota terhadap risiko banjir dan genangan.
Menurutnya, kondisi Kota Bandung yang memiliki tantangan besar dalam pengelolaan sampah, terutama sampah organik yang menjadi penyumbang terbesar timbulan harian memerlukan strategi yang lebih disiplin dan terukur.
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem, Pemkot Bandung Fokus Awasi Wilayah Rentan
Ia meminta para lurah, camat, hingga pengurus RW dan RT untuk memperkuat strategi penanganan sampah berbasis masyarakat.
“Sampah bukan hanya masalah estetika, tapi juga bagian dari potensi bencana. Kalau tidak dikelola dari sumbernya, maka setiap hujan deras, kita akan menghadapi genangan dan banjir,”kata Farhan Jumat (14/11/2025).
Farhan juga menekankan pentingnya edukasi pemilahan sampah sejak dari rumah tangga, melalui pembiasaan pengomposan mandiri, pemanfaatan bank sampah, dan kedisiplinan jam pembuangan.
Ia memastikan Pemkot Bandung akan terus meningkatkan infrastruktur dan layanan persampahan, namun keberhasilan tetap bergantung pada peran aktif warga.
Selain soal sampah, Farhan memohon agar warga memahami hakikat Siskamling Siaga Bencana sebagai ruang kolaborasi untuk mencegah berbagai risiko lingkungan.
BACA JUGA: Meski Kouta TPA Dibatasi, Pemkot Bandung Pastikan Pengangkutan 941 Ton Sampah Perhari Tetap Lancar
“Kesiapsiagaan bukan hanya soal kebakaran atau gempa, tapi juga pengendalian masalah yang sering kita anggap sepele. Tumpukan sampah yang menyumbat drainase bisa menjadi sumber bencana. Jadi, setiap wilayah harus punya antisipasi,” ucapnya.
Oleh karna itu, pihaknya menginstruksikan jajaran kewilayahan untuk memetakan titik rawan sampah dan membuat rencana tindak cepat. Koordinasi lintas sektor dengan dinas terkait akan diperkuat agar proses pengangkutan, pengolahan, hingga edukasi dapat berjalan efektif.
(Yusuf Mugni)


