BANDUNG,FOKUSJabar.id: Keterbatasan armada Bandung Tour on The Bus (Bandros) mulai menjadi kendala pelayanan wisata Kota Bandung seiring melonjaknya jumlah penumpang dalam beberapa bulan terakhir.
Lonjakan ini memaksa Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menyiapkan langkah percepatan penambahan bus untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
Kepala Dishub Kota Bandung Rasdian Setiadi mengatakan, antusiasme masyarakat terhadap Bandros saat ini berada pada titik tertinggi dalam dua tahun terakhir. Sebanyak 12 unit yang beroperasi dinilai tidak lagi mampu mengimbangi permintaan harian.
BACA JUGA: Meski Kouta TPA Dibatasi, Pemkot Bandung Pastikan Pengangkutan 941 Ton Sampah Perhari Tetap Lancar
“Pada hari kerja, hampir seluruh kursi terisi oleh rombongan sekolah, komunitas, instansi pemerintah, hingga wisatawan individu,”kata Rasdian di Balai Kota Bandung, Jumat (14/11/2025).
Rasdian menyebut, pada akhir pekan dan hari libur situasi lebih padat karena meningkatnya kunjungan ke berbagai destinasi wisata. Menyikapi hal tersebut, Dishub telah mengusulkan penambahan tiga unit Bandros baru untuk mengurangi antrean dan meningkatkan kenyamanan layanan.
“Permintaan kita sangat banyak. Tidak ada salahnya bila penambahan unit segera dilakukan karena kebutuhan lapangan menunjukkan urgensinya,” ucapnya.
Menurutnya, tingginya minat terhadap Bandros tidak hanya datang dari wisatawan luar kota, tetapi juga warga Bandung yang menjadikan bus wisata tersebut sebagai pilihan rekreasi terjangkau.
Selain melayani rute reguler, Bandros kerap digunakan untuk kunjungan tematik seperti pusat oleh-oleh, lokasi suvenir khas Bandung, hingga destinasi edukatif.
“Fleksibilitas layanan ini menjadi salah satu faktor yang membuat Bandros tetap diminati,” ungkapnya.
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem, Pemkot Bandung Fokus Awasi Wilayah Rentan
Ia menegaskan peningkatan layanan penting untuk menjaga citra Bandung sebagai kota wisata yang ramah dan mudah dijelajahi.
“Penambahan armada diharapkan memperluas akses wisata sekaligus meningkatkan kenyamanan penumpang,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni)


