BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya menangani persoalan tumpukan sampah di tengah terbatasnya kuota pengangkutan ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Sambil menunggu hadirnya teknologi pengelolaan baru, Pemkot Bandung memastikan sistem pengangkutan tetap berjalan agar tidak terjadi penumpukan berkepanjangan.
BACA JUGA:
Pemkot Bandung Bakal Tertibkan Legalitas Pasar di Bandung Secara Bertahap
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengatakan langkah utama saat ini adalah menjaga agar seluruh armada pengangkutan yang melayani sekitar 941 ton sampah per hari bisa beroperasi tanpa hambatan.
“Penanganan sambil menunggu itu hadir seperti saya bilang tadi, yang pertama adalah memastikan bahwa angkutan 941 ton per hari itu tidak ada halangan, tidak ada kendala, harus jalan terus. Jangan sampai tiba-tiba nggak bisa masuk atau ada masalah lain, karena kita ini sudah mepet sekali,” kata Farhan, Kamis (13/11/2025).
Selain menjaga kelancaran angkutan, Pemkot Bandung juga akan menata ulang tempat penampungan sementara (TPS) agar distribusi sampah lebih terkendali. Farhan menyebut, kondisi saat ini menyebabkan antrean pengangkutan menjadi lebih panjang dari biasanya.
“Biasanya hari Sabtu malam TPS kosong karena hari Minggu kita nggak bisa ngangkut. Nah sekarang, hari Sabtu malam TPS masih penuh. Itu yang jadi masalah, sehingga akan terjadi penumpukan sampai kurang lebih dua-tiga hari ke depan baru kemudian diangkut,” ucapnya.
Farhan mengakui bahwa pengurangan kuota pembuangan ke TPA menimbulkan tantangan baru dalam pengelolaan sampah.
Oleh karena itu, Pemkot Bandung tengah menyiapkan solusi jangka menengah berupa pengoperasian insinerator di sejumlah titik di Kota Bandung.
BACA JUGA:
Masuk Status Darurat Sampah Nasional, Pemkot Bandung Percepat Pengelolaan dan Pembangunan Fasilitas
Farhan berharap, langkah-langkah tersebut dapat mengurangi tekanan akibat keterbatasan kuota pembuangan dan menjadi tahap awal menuju sistem pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan di Kota Bandung
“Dalam dua-tiga bulan ke depan, kami harap sudah bisa mengoperasikan beberapa fasilitas baru, terutama insinerator di empat titik. Tapi membangunnya tidak mudah karena sertifikasinya dari kementerian sangat ketat. Kita sudah siapkan di APBD Perubahan,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni)


