BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mulai mengubah pendekatan dalam penanganan warga rentan. Bantuan sosial yang selama ini bersifat langsung kini diarahkan menjadi program pemberdayaan ekonomi agar masyarakat memiliki kemandirian dan tidak lagi bergantung pada bantuan jangka pendek.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Yorisa Sativa, mengatakan, transformasi ini menjadi contoh konkret pergeseran paradigma dalam pengentasan kemiskinan. Melalui model pemberdayaan kolaboratif, Pemkot berupaya memperkuat kemampuan warga agar memiliki pijakan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
“Kemenag sudah menunjukkan langkah maju karena beralih dari bansos langsung menuju pemberdayaan. Ini sejalan dengan arah kebijakan Dinsos, bantuan harus memperkuat kemampuan warga untuk bertahan dan berkembang,” kata Yorisa Sabtu (8/11/2025).
BACA JUGA: Hadapi Cuaca Ekstrem, Pemkot Bandung Gandeng Komunitas Perkuat Mitigasi Bencana
Sebagai institusi yang memegang kendali data kesejahteraan sosial, Dinsos memastikan program-program kolaboratif seperti ini tetap tepat sasaran.
Yorisa meminta setiap lembaga yang ingin menjalankan program serupa untuk berkoordinasi dengan Dinsos agar penerima manfaat mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan tidak menimbulkan tumpang tindih.
“Koordinasi dengan Dinsos itu penting agar intervensi yang diberikan benar-benar mengena pada warga yang membutuhkan sesuai data yang ada,” katanya.
Program pemberdayaan ini menyasar tiga kecamatan Regol, Kiaracondong, dan Cibeunying Kaler dengan total 30 peserta. Pelatihan disusun berdasarkan potensi nyata dan kebutuhan lapangan yang dihadapi peserta, sehingga peningkatan kapasitas tidak hanya berupa kemampuan teknis, tetapi juga pembentukan peluang ekonomi baru yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh keluarga penerima manfaat.
Selain pelatihan, Dinsos juga menyalurkan bantuan khusus seperti kursi roda untuk penyandang disabilitas dan Al-Qur’an Braille bagi penyandang tunanetra, sebagai bentuk keberpihakan terhadap kelompok rentan dalam program pemberdayaan ekonomi.
“Keberhasilan program pemberdayaan bukan hanya ditentukan oleh modal, melainkan oleh keberlanjutan pendampingan,”ungkapnya.
Ia menegaskan, pendampingan jangka panjang menjadi kunci agar perubahan yang dihasilkan bersifat permanen.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Perkuat Program Buruan Sae, Dorong Ketahanan Pangan dan Tekan Inflasi
Selain membangun kemampuan ekonomi, program ini juga mencakup pembinaan mental dan spiritual untuk memperkuat daya juang pelaku usaha kecil serta menjaga amanah dalam penggunaan dana umat.
“Ragam usaha peserta pun beragam, mulai dari jasa bengkel, makanan olahan, hingga produk fesyen. Seluruhnya sudah melalui proses asesmen ketat bersama Kemenag,”pungkasnya.
(Yusuf Mugni)


