spot_img
Kamis 6 November 2025
spot_img

Kolaborasi Kemenag, Dinsos dan Rumah Yatim, Dorong Pemberdayaan dan Kemandirian Ekonomi Warga Bandung

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota Bandung kini mengubah pendekatan dalam menanggulangi kemiskinan. Tak lagi berfokus pada bantuan langsung, melainkan mengedepankan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan dukungan modal usaha agar warga dapat mandiri secara ekonomi.

Langkah ini diwujudkan lewat kolaborasi antara Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bandung, Dinas Sosial (Dinsos), dan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Rumah Yatim. Program tersebut menyasar 30 penerima manfaat di tiga kecamatan, yakni Regol, Kiaracondong, dan Cibeunying Kaler.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Yorisa Sativa, menilai inisiatif ini mencerminkan perubahan paradigma dalam penanganan kemiskinan di tingkat daerah.

BACA JUGA: Farhan Ajak Warga Bandung Bersiap Hadapi Cuaca Ekstrem dan Potensi Banjir

“Ini langkah maju karena tidak lagi sekadar memberi bantuan langsung seperti bansos, tapi memberdayakan masyarakat agar bisa mandiri. Dengan pelatihan yang sesuai kebutuhan dan potensi, penerima manfaat bisa meningkatkan kemampuan ekonomi mereka,” kata Yorisa di Kantor Kemenag Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung, Kamis (6/11/2025).

Yorisa juga menekankan pentingnya sinergi antar instansi agar sasaran program tepat melalui basis data Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Nasional (DTSN) yang kini dikelola Dinsos.

“Kami siap mendukung dan memastikan penerima manfaat betul-betul sesuai sasaran,”katanya.

Pada kesempatan yang sama, Plt Kepala Kemenag Kota Bandung, Irwan Nurjaman, menyampaikan, bahwa pelatihan yang diberikan menyesuaikan potensi dan keahlian masing-masing peserta.

“Prinsipnya, pemberdayaan umat ini dilakukan agar masyarakat yang semula di bawah dapat meningkatkan kemampuan dan taraf hidupnya,” ujar Irwan Nurjaman.

Selain pelatihan, kegiatan juga disertai pemberian bantuan alat kerja seperti kursi roda bagi penyandang disabilitas serta Al-Qur’an Braille untuk penyandang tunanetra.

Sementara itu, Direktur Utama Rumah Yatim, Nugroho Bejo Wismono, mengatakan pihaknya tidak hanya memberikan bantuan modal usaha, tetapi juga pendampingan intensif selama tiga tahun.

“Pendampingan ini mencakup pengemasan produk, strategi pemasaran, hingga manajemen keuangan. Kami ingin penerima manfaat tidak hanya diberi modal, tapi juga kemampuan untuk mengelolanya,” jelasnya.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Ancam Bandung, BMKG: Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang

Selain aspek ekonomi, Rumah Yatim juga menaruh perhatian pada pembinaan spiritual dan penguatan karakter pelaku usaha.

“Kadang pelaku usaha perlu penguatan karakter agar tidak mudah menyerah dan bisa amanah dalam mengelola dana umat. Karena tujuan kami adalah memproduktifkan bantuan ini,” katanya.

Program ini diharapkan menjadi model kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan lembaga sosial dalam menumbuhkan kemandirian masyarakat.

“Kerja sama ini bukan sekadar kolaborasi administratif, tapi langkah nyata untuk menciptakan masyarakat Bandung yang mandiri, produktif, dan sejahtera,”ungkapnya.

(Yusuf Mugni)

spot_img

Berita Terbaru