BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung mulai menerapkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam sistem pengaturan lalu lintas di sejumlah persimpangan kota.
Uji coba yang dilakukan di kawasan lampu merah Pasteur selama dua bulan terakhir menunjukkan hasil positif dalam mengurai kemacetan sekaligus meningkatkan ketertiban lalu lintas.
Kepala Dishub Kota Bandung, Rasdian Setiadi, menjelaskan bahwa sistem lampu lalu lintas berbasis AI tersebut mampu mendeteksi tingkat kepadatan kendaraan secara real-time, warna kendaraan, hingga perilaku pengemudi yang tidak menggunakan sabuk pengaman.
Baca Juga: Menyentuh, Anak Sekolah Rakyat Bandung Janji Bahagiakan Ibu di Hadapan Mensos Gus Ipul
“Dengan AI, kita bisa memonitor berapa panjang ruas jalan yang padat, warna kendaraan, bahkan mendeteksi pengemudi yang tidak memakai sabuk pengaman. Sistem ini juga bisa membaca pelat nomor kendaraan. Dari hasil uji coba di kawasan Pasteur, hasilnya cukup efektif,” ujar Rasdian, Senin (27/10/2025).
Rasdian menambahkan, teknologi ini bekerja otomatis dalam mengatur pergantian lampu merah dan hijau berdasarkan kondisi lalu lintas yang terekam kamera CCTV. Sistem tersebut dianggap lebih cepat dan efisien dibandingkan metode manual yang masih mengandalkan petugas lapangan.
“Kalau manual kan harus dikontrol petugas, butuh waktu dan tidak selalu akurat. Dengan AI, sistem bisa menyesuaikan sendiri antara lampu hijau dan merah sesuai kepadatan kendaraan,” jelasnya.
Menuju Smart Mobility dalam Kerangka Besar Bandung Smart City
Lebih lanjut, Rasdian menyebut penerapan AI ini merupakan bagian dari upaya menuju smart mobility dalam kerangka besar Bandung Smart City. Ia berharap teknologi ini dapat terus berkembang tanpa harus mengganti seluruh infrastruktur.
“Ke depan, kami ingin sistem ini berkelanjutan. Cukup menambah fitur sesuai kebutuhan tanpa harus mengganti dari awal. Jadi bisa di-upgrade sesuai perkembangan teknologi,” katanya.
Meski efektif, Rasdian mengakui penerapan sistem ini membutuhkan biaya yang cukup besar, yakni sekitar Rp2 miliar. Pihaknya masih mengkaji kemungkinan pembiayaan melalui APBD atau skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
“Kita lihat nanti, apakah bisa terbiayai APBD atau melalui kerja sama pihak ketiga,” ujarnya.
Rasdian berharap, setelah tahap uji coba selesai, sistem AI ini dapat berfungsi di berbagai titik strategis Kota Bandung. Selain mengurai kemacetan, teknologi tersebut harapannya mampu meningkatkan keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas.
“Kita ingin Bandung makin tertib, aman, dan lancar. Teknologi AI bukan sekadar tren, tapi kebutuhan untuk mendukung mobilitas kota yang semakin kompleks,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni)


