BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ratusan mahasiwan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Bandung melaksakan program magang 2025.
Sekitar 200 mahasiswa disebar ke berbagai instansi, mulai dari pemerintahan, BUMN, BUMD, perusahaan swasta hingga lembaga pemasyarakatan.
Di berbagai instansi, peserta magang terlibat langsung dalam pekerjaan kehumasan, konten kreatif dan lainnya yang berhubungan dengan ilmu komunikasi.
Magang di Lapas Perempuan Kelas IIA Bandung
Seperti di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung. Mahasiswa terlibat langsung dalam pekerjaan kehumasan dan konten kreatif.
Kepala Lapas (Kalapas) Perempuan Kelas IIA Bandung, Gayatri Rachmi Rilowati mengaku bahwa program magang ini membantu pekerjaan kehumasan dan konten kreatif.
BACA JUGA: Bangun Literasi Digital, Warga Desa Awilarangan Ikuti Pelatihan dari Kemendiktisaintek
Terlebih mereka (mahasiswa) terampil dalam teknis produksi, menjadi talent, videografer, script writing, desain sampai pasca-produksi.
“Kami sangat terbantu dengan mahasiswa Stikom Bandung. Mahasiswa ini sangat mahir mengemas pesan dengan kreatif,” kata Gayatri, baru-baru ini.
Tidak hanya itu, mahasiswa Stikom Bandung yang magang ini juga mahir menulis naskah, termasuk naskah untuk kebutuhan konten Tiktok dan Instagram.
Lebih lanjut Gayatri mengatakan, Lapas bukan hanya tempat menjalani hukuman. Lebih dari itu sebagai wadah pembinaan dan pembekalan agar warga binaan bisa kembali diterima di masyarakat dengan lebih baik.
“Melalui berbagai kegiatan pembinaan, kami berupaya memulihkan rasa percaya diri dan kemampuan para warga binaan, agar kelak siap berkontribusi positif ketika kembali ke tengah masyarakat,” kata Gayatri.
Eka Aprilia salah seorang mahasiswa Stikom mengaku bangga bisa magang di Lapas Perempuan Kelas IIA Bandung.
“Saya bisa mengaplikasikan ilmu dan kompetensi yang didapat di kampus ke Lapas,” kata Eka.
Sementara itu, Ketua Stikom Bandung Dedy Jamaludin Malik bersyukur bisa melepas para mahasiswa dalam program magang ini. Adapun instansi magang, tersebar di Jawa Barat, Banten hingga DKI Jakarta.
“Saya bersyukur bisa melepas para mahasiswa dalam program magang ini. Dan yang paling penting, instansi maupun perusahaan tempat mahasiswa magang responsnya sangat baik,” kata Dedy Djamaludin Malik.
Program magang, kata Dedy, adalah bentuk amanah dari penyelenggaraan pendidikan perguruan tinggi. Berdasarkan Permendikbudristek No. 63 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Magang Merdeka, mahasiswa memperkaya pengalaman pendidikan di dunia kerja.
“Selain untuk pembelajaran, salah satu tujuann lainnya juga memenuhi capaian lulusan dan memperkaya kompetensi utama,” kata dia.
(LIN)