BANDUNG,FOKUSJabar.id: Maraknya kasus keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat (Jabar). Terlebih setelah insiden keracunan yang menimpa siswa SMP Negeri 35 Bandung pada waktu lalu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Sonny Adam mengaku telah mengundang seluruh pelaksana dapur dan pengelola MBG untuk diberikan penyuluhan mengenai pengolahan makanan sehat dan higienis.
BACA JUGA:
Ini Rahasia SPPG Tanah Sareal Pertahankan Zero Accident MBG
“Kami memberikan pembekalan secara menyeluruh tentang standar penyajian makanan siap saji. Mulai dari cara pengolahan hingga penyimpanan makanan yang aman. Setelah itu, mereka juga kami minta untuk mengurus izin operasional,” kata Sonny, Rabu (24/9/2025).
Tak hanya penyuluhan, Dinkes juga rutin melakukan pembinaan dan peninjauan lapangan. Termasuk ke lokasi yang sempat mengalami kasus keracunan seperti di SMP 35.
“Setelah kejadian itu, kami langsung tinjau lokasi. Beberapa tempat kami koreksi dan evaluasi ulang agar memenuhi standar. Ini bagian dari antisipasi kami agar tidak terjadi lagi,” katanya.
Sonny mengungkapkan, pemeriksaan dilakukan minimal sekali seminggu, terutama bagi dapur penyedia MBG. Pihak penyedia juga menunjukkan komitmen tinggi dengan menyediakan fasilitas serta konsumsi saat pertemuan pembinaan bersama pengelola lainnya.
BACA JUGA:
Wamen LH Tinjau Dapur MBG di Bandung, Dorong Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Terkait penyebab keracunan, Sonny menyebut ada berbagai faktor. Antara lain, air yang digunakan tercemar, proses penyajian yang tidak higienis, kebersihan pribadi tenaga penyaji dan kualitas bahan makanan yang buruk.
“Kalau sudah diketahui penyebabnya, ya itu yang harus segera diperbaiki. Semuanya harus sesuai standar. Dan sejauh ini, para pengelola makanan cukup patuh,” ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan meningkatkan pengawasan, pembinaan serta evaluasi terhadap pelaksanaan MBG di sekolah-sekolah untuk memastikan keamanan dan kesehatan makanan yang dikonsumsi oleh para siswa.
Sonny menambahkan, penyedia MBG menghadapi tantangan lebih besar dibanding catering biasa.
Mereka harus memasak setiap hari dalam jumlah besar dan waktu yang lama, dengan tuntutan kualitas bahan makanan yang konsisten.
“Itu pekerjaan yang berat dan butuh persiapan yang matang agar layanan makanan tetap sehat dan aman,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni)