spot_img
Rabu 27 Agustus 2025
spot_img

Hartono Soekwanto Yakin Koi Lokal Bisa Bersaing di Internasional

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dunia koi di Indonesia tengah memasuki babak baru. Jika dulu ikan koi asal Jepang selalu menjadi primadona, kini koi lokal justru mampu bersaing, bahkan mengungguli kualitas koi negeri sakura tersebut. Perkembangan pesat ini tak lepas dari kerja keras para pelaku industri yang konsisten membangun ekosistem koi Tanah Air.

Salah satu tokoh penting di balik kemajuan ini adalah Hartono Soekwanto, pemilik Samurai Koi Center. Ia mengungkapkan, lompatan kualitas yang terjadi dalam satu dekade terakhir merupakan hasil kerja bersama, terutama dalam penyediaan bibit unggul.

Baca Juga: Puluhan Tahun Tinggal di Rumah Hampir Roboh, Nunung Dapat Bantuan Bedah Rumah Bos Koi Hartono Soekwanto

“Dulu, 12–13 tahun lalu, koi ukuran 0–50 cm di kontes Indonesia selalu dimenangkan koi Jepang. Sekarang koi lokal bisa juara. Itu bukti kalau usaha kita berhasil,” kata Hartono.

Dampak positif juga terlihat pada nilai jual koi lokal. Jika pada 12 tahun lalu koi berukuran 30–40 cm hanya dihargai sekitar Rp120 ribu, kini seekor koi lokal bahkan pernah terjual hingga Rp120 juta.

Meski Jepang masih melarang koi impor ikut kontes di negaranya, Hartono optimistis Indonesia bisa menembus pasar global. Menurutnya, kualitas koi lokal sudah mumpuni, hanya tinggal menunggu dukungan regulasi yang lebih terbuka.

Rekan Hartono Soekwanto yakni Kiki Sutarki, juga membenarkan pesatnya perkembangan tersebut. Ia sudah terjun ke dunia koi sejak 1990 dan melihat sendiri perubahan besar yang terjadi.

“Sekarang ikan ternakan lokal makin maju. Untuk ukuran sampai 50 cm banyak yang bisa mengalahkan koi Jepang. Bahkan ikan polos bisa tumbuh hingga 90 cm,” ujar Kiki.

Distribusi Benih Berkualitasi

Kiki menyebut Hartono sebagai sosok revolusioner karena berperan besar dalam membantu peternak melalui distribusi benih berkualitas. Visi besarnya adalah agar koi Indonesia dapat sejajar dengan Jepang di kancah internasional.

Meski menjanjikan, bisnis koi tidaklah murah. Biaya listrik satu kolam bisa mencapai Rp5 juta per bulan, sementara pakan premium dihargai ratusan ribu rupiah per kilogram. Namun, prospek koi tetap cerah. Saat pandemi COVID-19, misalnya, penjualan koi justru meningkat karena banyak orang mencari hobi baru di rumah.

Dengan kualitas yang semakin tinggi, harga yang terus naik, serta komunitas yang makin solid, koi lokal Indonesia kini bukan sekadar hobi, tetapi juga kebanggaan nasional yang siap mendunia.

spot_img

Berita Terbaru