PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: UPTD Puskesmas Padaherang, Kabupaten Pangandaran, menemukan sejumlah pelajar dari tingkat SD hingga SMA sederajat terindikasi sebagai perokok aktif. Temuan ini terungkap saat pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas Kementerian Kesehatan.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Padaherang, Noviyulistanto, mengatakan kondisi tersebut menjadi perhatian serius.
Baca Juga: Aquarium Indonesia Pangandaran Hadirkan ‘Mercan’ Pada HUT RI ke-80, Nama ‘Agus’ Diskon 50 Persen
“Iya benar, ditemukan beberapa kasus remaja yang sudah merokok. Ini memprihatinkan bagi kita semua,” ujarnya, Rabu (13/8/2025).
Menanggapi temuan ini, pihak Puskesmas gencar melakukan upaya promotif dan edukatif, baik kepada pihak sekolah maupun langsung ke kalangan remaja.
“Tim promosi kesehatan kami rutin memberikan edukasi agar para remaja menghentikan kebiasaan merokok,” kata Noviyulistanto.
Ia menegaskan, bahaya rokok dapat mengancam kesehatan tubuh, apalagi jika kebiasaan ini dimulai sejak usia dini. Menurutnya, pencegahan harus dilakukan sedini mungkin agar dampak buruk tidak muncul lebih cepat.
“Kami berharap anak-anak paham bahaya merokok dan memilih untuk tidak melakukannya,” tegasnya.
Noviyulistanto juga berpesan agar uang jajan pelajar digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.
“Lebih baik uang bekal dibelikan makanan bergizi untuk kesehatan tubuh dan otak, daripada dihabiskan untuk rokok,” ujarnya.
Kasus Rokok Picu Perundungan
Sebelumnya, FOKUSJabar.id memberitakan kasus perundungan di Pangandaran yang dipicu masalah rokok. Seorang siswa SMP kelas VII menjadi korban kekerasan oleh kakak kelasnya di kelas VIII. Peristiwa di Kecamatan Padaherang ini terekam video dan viral di media sosial.
Plt Kasi Humas Polres Pangandaran, Aiptu Yusdiana, menjelaskan insiden berawal usai pertandingan sepak bola antar kampung. “Pertandingan selesai, tapi ternyata ada masalah soal rokok,” ujarnya, Senin (11/8/2025).
Wali kelas korban, Cucu Cuningsih, membenarkan kronologi tersebut. Dalam video, terlihat pelaku yang bertubuh lebih besar memukul wajah dan kepala bagian belakang korban hingga terjatuh. Meski korban sudah tak berdaya, pelaku tetap melayangkan pukulan, disertai tawa rekan-rekannya.
(Sajidin)