spot_img
Jumat 18 Juli 2025
spot_img

Retribusi Melempem, Wali Kota Tasikmalaya Dorong Optimalisasi PAD Lewat Inovasi

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Hingga akhir triwulan II tahun 2025, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tasikmalaya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, khususnya dari sektor retribusi. Hal ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kota.

Dalam rapat koordinasi evaluasi pendapatan daerah yang digelar di Kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Tasikmalaya, Wali Kota Viman Alfarizi bersama Sekda Asep Goparullah dan para kepala dinas penghasil membahas capaian serta kendala pendapatan daerah.

Baca Juga: Hari Krida Pertanian ke-53, Tasikmalaya Dorong Inovasi dan Kedaulatan Pangan

“Rakor ini kita lakukan untuk mengevaluasi progres pencapaian pendapatan, sekaligus mencari solusi atas kendala yang dihadapi OPD penghasil,” ujar Viman kepada wartawan, Jumat (18/07/2025).

Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa sektor pajak daerah telah menunjukkan kinerja cukup baik dengan capaian 50,55 persen dari target. Namun, sektor retribusi masih tertinggal jauh, baru mencapai 39,70 persen dari target triwulan II yang seharusnya minimal 50 persen.

Sektor Retribusi yang Masih Rendah

Beberapa jenis retribusi yang capaiannya masih rendah antara lain:

  • Retribusi Pelayanan Kesehatan di RSUD Dewi Sartika: 0,30%
  • Penyewaan tanah dan bangunan (Pemakaian Kekayaan Daerah): 17,73%
  • Pelayanan Kebersihan: 21,18%
  • Pelayanan Pasar/Kios: 26,28%
  • Pemakaian Ruangan Milik Daerah: 34,50%
  • Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum: 38,07%
  • Pelayanan Kesehatan di RSUD dr. Soekardjo: 38,28%

Viman menegaskan bahwa capaian rendah ini harus segera dibenahi. “Pendapatan dari sektor pajak sudah on the track, namun retribusi masih harus digenjot. Kita harus pastikan target triwulan III bisa tercapai,” katanya.

Ia juga meminta agar evaluasi ini bukan hanya menjadi ajang koreksi, melainkan momentum untuk memotivasi seluruh OPD dalam meningkatkan PAD. “Pendapatan daerah sangat vital untuk mendukung keberlanjutan pembangunan,” tegasnya.

Perlu Inovasi dan Digitalisasi

Lebih lanjut, Viman menjelaskan bahwa sekitar 75 persen APBD Kota Tasikmalaya masih bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat dan provinsi. Oleh karena itu, peningkatan PAD menjadi sebuah keharusan.

Salah satu upaya yang terbukti efektif adalah program “Musapahah” (Makan-Makanan Upload Struk Dapat Hadiah), yang mampu meningkatkan pendapatan sektor pajak secara signifikan.

“Inovasi dan digitalisasi pengelolaan pendapatan bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Program seperti Musapahah akan kita terapkan juga di sektor-sektor lain untuk mendorong peningkatan PAD,” pungkasnya.

(Seda)

spot_img

Berita Terbaru