BANDUNG,FOKUSJabar.id: Gedung Merdeka, Kota Bandung kembali menjadi simbol perjuangan dan solidaritas internasional. Ratusan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia hadir berkumpul dalam Konferensi Pemuda Indonesia untuk Gaza Palestina.
Kegiatan terselenggara atas inisiasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Yayasan Wakaf Salman, dan 162 organisasi kemasyarakatan pemuda.
Konferensi turut dihadiri Anggota BKSAP DPR RI, Verrel Bramasta dan Hillary Brigita Lasut, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika (ASPASAF) Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jaelani, Staf Ahli Kemenpora, Suyadi Pawiro, serta Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Jamhari Makruf.
Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, menyampaikan, konferensi tersebut adalah komitmen nyata Indonesia dalam membela kemerdekaan Palestina, yang hingga kini belum tercapai meski sudah disuarakan sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.
“Kegiatan ini adalah implementasi Dasa Sila Bandung dan untuk bayar hutang terhadap Palestina yang 70 tahun lalu saat Konferensi Asia-Afrika hadir di gedung ini, hingga sekarang masih harus kita perjuangkan untuk merdeka,” kata Mardani di Gedung Merdeka Kota Bandung Jabar Minggu (12/7/2025).
Menurutnya, dukungan Indonesia terhadap Palestina saat ini dijalankan dalam tiga pilar utama. BKSAP bersama DPR RI tengah mematangkan Rancangan Undang-Undang Daulat Bangsa dan Solidaritas Internasional (RUU DBS) sebagai dasar hukum untuk memperkuat sikap Indonesia terhadap kejahatan kemanusiaan global.
Baca Juga: Farhan Tegaskan Perjuangan Palestina Merupakan Amanah Sejarah bagi Bandung
“Di legislasi kita sedang mematangkan RUU DBS biar ini menjadi kekuatan yang mengikat bahwa di mana pun ada kejahatan kita bisa membantu, minimal dengan tidak membeli,”katanya.
Mardani menyebut, Indonesia juga aktif hadir di forum-forum internasional, membangun kolaborasi lintas negara untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Kerja sama dengan kalangan pemuda dan elemen masyarakat juga dilakukan untuk mewujudkan upaya tersebut.
“Kita juga bekerja sama dan berkolaborasi dengan anak muda dan berbagai pihak karena urusan kemerdekaan Palestina tidak bisa hanya dipikul DPR saja. Seluruh pihak harus terlibat,”ucapnya.
Mardani juga menyinggung sikap kritis para pemuda yang hadir dalam konferensi. Menurutnya, mayoritas pemuda menolak konsep two-state solution dan lebih condong pada perjuangan untuk kemerdekaan penuh Palestina.
“Dari anak muda sendiri kelihatan tadi ketika kita angkat two state solution, mereka mayoritas tidak setuju. Mereka semangatnya hapuskan Israel, merdekakan Palestina. Tetapi dalam banyak hal kita juga melihat realita,” jelasnya.
Dalam konferensi tersebut, sebanyak 117 proposal dari pemuda seluruh Indonesia disaring menjadi tujuh rencana aksi (plan of action) yang akan dibahas dan ditindaklanjuti bersama kalangan legislatif, eksekutif, akademisi, hingga masyarakat luas.
Baca Juga: Ribuan Warga Jawa Barat Gelar Aksi Bela Palestina di Bandung
Sementara itu, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyampaikan, pelaksanaan konferensi menunjukkan komitmen kotanya sebagai pusat dalam menyuarakan perdamaian dan kemerdekaan bangsa-bangsa tertindas, termasuk Palestina.
“Ini merupakan salah satu upaya kita untuk terus-menerus tidak pernah berhenti menggaungkan, menyuarakan, dan memperjuangkan kemerdekaan bagi Palestina,” kata Farhan.
Farhan mengingatkan, Gedung Merdeka adalah tempat para pemimpin Asia dan Afrika tahun 1955 bersepakat memperjuangkan kemerdekaan untuk semua bangsa. Namun hingga kini, Palestina masih belum menikmati kemerdekaan penuh yang dijanjikan saat itu.
“Dan sampai hari ini ada satu negara yang belum kita penuhi janjinya untuk merdeka yaitu Palestina,” tegasnya.
Ia menegaskan, Bandung memiliki peran historis dalam perjuangan global. Pihaknya memastikan akan terus membuka diri bagi berbagai bentuk kegiatan yang menyuarakan keadilan dan kedaulatan bangsa.
“Bandung tetap akan menjadi kota yang akomodatif untuk menyuarakan kemerdekaan dan perdamaian. Siapapun, di mana pun, dalam bentuk konferensi seperti ini atau aksi di jalan sepanjang didukung masyarakat, Kota Bandung selalu terbuka untuk hal-hal seperti itu,”jelasnya.
(Yusuf Mugni)