spot_img
Selasa 8 Juli 2025
spot_img

Nyaah Ka Sepuh & Deudeuh Ka Barudak, Wali Kota Tasikmalaya Berbagi Kasih di Bulan Hijrah

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Rona bahagia terpancar dari wajah ratusan anak yatim dan lansia (jompo) di Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, saat menerima paket sembako dari Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi, Senin (7/7/2025) sore.

Santunan tersebut disalurkan melalui program Nyaah Ka Sepuh dan Deudeuh Ka Barudak, yang digelar di Masjid Al Muttaqin, Komplek Perumahan Grand Mayasari Estate, Jalan BKR Kahuripan, Tasikmalaya.

Baca Juga: Dicky Candra Motivasi Mahasiswa Baru di Pembukaan PKKMB 2025 Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Acara penuh kehangatan itu turut dihadiri oleh Sekretaris Komisi DPRD Kota Tasikmalaya Evi Silviani, Asisten Pemerintahan dan Kesra Riza Bulu, para camat dan lurah se-Kota Tasikmalaya, Majelis Taklim Al Muttaqin, serta komunitas The POM Tasikmalaya.

Tak hanya menerima bantuan, para penerima santunan juga mendapatkan pelukan hangat dari Wali Kota Viman. Sebuah perlakuan yang menciptakan suasana yang mengharukan sekaligus penuh cinta kasih.

“Hari ini adalah momentum kebahagiaan karena bisa berbagi. Bulan Muharram adalah saat yang tepat untuk hijrah menuju pribadi yang lebih peduli terhadap sesama,” ungkap Viman Alfarizi.

Menurutnya, santunan ini bukan sekadar seremonial, melainkan perwujudan nyata kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan. Khususnya anak-anak yatim dan lansia yang kesulitan secara ekonomi.

“Program Nyaah Ka Sepuh dan Deudeuh Ka Barudak mencerminkan nilai-nilai sosial dan ajaran Islam. Yakni menghormati yang tua dan menyayangi anak-anak. Inilah bagian dari upaya membangun masyarakat yang saling menguatkan,” jelasnya.

Viman juga menyebutkan, berbagai program sosial lainnya, seperti One Hafizh One Kelurahan, One ASN One Sepuh, pendidikan karakter anak, dan pemberdayaan keluarga, merupakan bagian dari komitmen Pemkot untuk menciptakan Tasikmalaya yang religius dan maju.

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menumbuhkan semangat solidaritas dan gotong royong dalam menghadapi kesenjangan sosial.

“Santunan ini adalah bentuk kepekaan batin, bukan sekadar memberi. Ini tentang menyambung cinta dan kepedulian antara yang mampu dengan yang membutuhkan. Antara yang kuat dan yang sedang mencari pegangan,” pungkasnya.

(Seda)

spot_img

Berita Terbaru