BANDUNG,FOKUSJabar.id: Anggota Komisi I DPRD Kota Bandung Jawa Barat (Jabar), Ahmad Rahmat Purnama meminta keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menunjang sarana prasarana dalam program pengelolaan sampah. Khususnya program Kawasan Bebas Sampah (KBS).
Pasalnya, program yang dilaksanakan langsung oleh masyarakat itu menjadi salah satu program yang cukup ideal dalam mengelola sampah dari hulu.
BACA JUGA:
Dampak Polemik Pengelolaan Kebun Binatang Bandung, Sejumlah Satwa Mati
“Yang ideal memang masalah KBS karena menyelesaikan sampah dari hulu,” kata Ahmad, Rabu (2/7/2025).
Menurutnya, masyarakat yang turut serta dalam program KBS seharusnya didukung dan ditunjang dengan sarana prasarana yang optimal. Salah satunya, penambahan ritase pembuangan sampah.
“Tapi memang ini harus betul-betul didorong gitu ya masyarakat untuk bisa menjalankan itu. Dan bukan hanya mendorong tapi juga harus didukung sarana-prasarananya. Termasuk ritasenya,” ucap Dia.
Terkait stagnasi progres pengelolaan sampah di Kota Bandung, Ahmad meminta agar pemerintah bisa lebih serius dalam menyelesaikan masalah sampah.
“Masalah sampah, pemerintah memang harus betul-betul memiliki keinginan kuat untuk menyelesaikan apapun caranya yang dilakukan. Mulai dari birokrasinya, mulai dari instansinya termasuk juga di masyarakatnya, ya didorong, termasuk kami juga dari DPRD terus mendorong untuk melakukan itu,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga menyoroti jatah ritase pembuangan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti yang dibatasi. Hal itu dinilai jadi salah satu penghambat dalam pengelolaan sampah.
BACA JUGA:
Soal Tumpukan Sampah, DLH Kota Bandung Akui Belum Ada Solusi Permanen
Seharusnya, jatah ritase pembuangan sampah di Kota Bandung bisa ditambah mengingat untuk mengangkut semua sampah di Kota Bandung dalam satu hari membutuhkan 170 ritase.
Sementara, jumlah ritase yang dimiliki oleh Kota Bandung saat ini hanya 140 ritase.
“Di dorong juga. Makanya kita terus juga mendorong Wali Kota untuk ritasnya ditambah. Jangan 140 ritase,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni/Bambang Fouristian)