spot_img
Rabu 21 Mei 2025
spot_imgspot_img

TBC Mengintai di Tengah Padatnya Ciamis, Satu Pasien Bisa Menulari Sepuluh Orang

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk di Kabupaten Ciamis. Penyakit menular ini memerlukan pengobatan yang panjang, minimal enam bulan, dan proses pemulihan yang tidak singkat. Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai langkah pencegahan masih tergolong rendah.

Indonesia saat ini berada di peringkat kedua dunia dengan jumlah kasus TBC terbanyak, yakni lebih dari 1 juta kasus dan 125.000 kematian setiap tahunnya. TBC menyebar melalui udara, sehingga sangat mudah menular, terutama di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi. Satu orang pengidap TBC bahkan diperkirakan dapat menularkan penyakit ini kepada 10 orang lainnya.

Baca Juga: Aksi Begal Sadis di Ciamis Sasar Dua Siswi SD

Pengobatan Panjang dan Gratis

TBC jenis MDR (Multi Drug Resistant), yakni TBC yang kebal terhadap obat lini pertama, membutuhkan waktu pengobatan hingga 24 bulan dan bisa memerlukan terapi tambahan. Meski begitu, pengobatan TBC sudah dijamin gratis oleh pemerintah, baik bagi masyarakat yang memiliki BPJS maupun yang tidak. Layanan pengobatan dapat diakses melalui puskesmas terdekat.

Kendati seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh Kementerian Kesehatan, TBC tetap menjadi salah satu penyakit yang menghabiskan anggaran besar karena kompleksitas dan lamanya proses pengobatan.

Upaya Dinkes Ciamis dan Target Nasional

Nova Dahliana, Pengelola Program HIV/AIDS Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam mengendalikan TBC. Ia juga menyampaikan target nasional tahun 2025 meliputi 90% deteksi kasus, 100% inisiasi pengobatan, serta keberhasilan pengobatan di atas 80%.

TBC bukan hanya penyakit menular, tetapi juga berdampak besar pada aspek sosial dan ekonomi, karena biaya pengobatannya tinggi dan durasi pengobatan sangat panjang, terutama untuk kasus TBC resisten obat atau MDR.

“Untuk mencapai target ini, dibutuhkan kepedulian dan peran aktif dari seluruh elemen masyarakat. Penanganan TBC bukan hanya tugas tenaga kesehatan, tetapi juga tanggung jawab bersama,” tegas Nova, Jumat, (16/5/2025).

Tantangan Penanganan TBC di Ciamis

Nova memaparkan, angka kematian akibat TBC di Kabupaten Ciamis pada tahun 2025 tercatat mencapai 107 kasus. Ia menambahkan, penanganan TBC membutuhkan kolaborasi semua sektor, mulai dari perbaikan kondisi sosial ekonomi, pengentasan kemiskinan, perbaikan sanitasi, hingga pengendalian kepadatan penduduk.

Adapun tantangan utama dalam penanggulangan TBC antara lain:

  • Rendahnya penemuan kasus, disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat, rendahnya kesadaran untuk memeriksakan diri, serta akses terhadap fasilitas kesehatan yang terbatas.
  • Stigma dan diskriminasi terhadap penderita TBC yang masih tinggi di masyarakat.
  • Kendala pengobatan, seperti kepatuhan pasien dalam mengikuti pengobatan, keterlambatan diagnosis, serta keberadaan penyakit penyerta yang memperparah kondisi pasien.

Pelajaran dari Pandemi

Nova menegaskan, pandemi COVID-19 seharusnya menjadi pengingat akan pentingnya PHBS dalam mencegah penyebaran penyakit menular. Nilai-nilai tersebut kini harus kembali ditegaskan dan diinternalisasi masyarakat guna mencegah penyebaran TBC yang lebih luas.

spot_img

Berita Terbaru