TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Berkat semangat dan inovasi dalam mengubah tumpukan sampah menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar, Ema Suranta (40), Nasabah PNM Mekaar Indonesia raih penghargaan Mata Lokal Award 2025.
Penghargaan Mata Lokal Award 2025 kategori Local Ace in Organic Waste Transformation diserahkan langsung CEO Tribun Network, Dahlan Dahi Kepada Ema Suranta dalam acara Mata Lokal Fest 2025 di Shangri-La Hotel Jakarta Pusat.
BACA JUGA:
Wakil Wali Kota Tasikmalaya Apresiasi Program Inovasi PKK Goes To School
Direktur Utama Permodalan Nasional Madani (PNM) Indonesia, Arief Mulyadi mengungkapkan, dengan dukungan penuh dari program PNM Mekaar, Ema Suranta memulai usaha pengelolaan tumpukan sampah di TPA Leuwigajah Cimahi terus berjalan dengan inovasi budidaya larva Black Soldier Fly (Maggot) untuk mengolah sampah organik.
“Ema Suranta terus mengembangkan inovasi budidaya sampah di TPA Leuwigajah Cimahi dengan membentuk Bank Sampah Bukit Berlian. Hingga kini mampu menyerap lebih dari 2 ton sampah per minggu,” ungkap Arief Mulyadi, Sabtu (10/5/2025).
Ia menjelaskan, dari inovasi budidaya limbah sampah menghasilkan maggot segar dan kasgot (pupuk organik) yang kini menjadi sumber penghasilan ekonomi bagi warga sekitar.
“PNM terus hadir untuk memberikan dorongan dan harapan serta kesempatan bagi para nasabah perempuan prasejahtera agar dapat berkembang dan mandiri secara ekonomi,” ujarnya.
Arief Mulyadi mengaku bangga dan terinspirasi oleh pencapaian inovasi yang diraih salah satu nasabah program PNM Mekaar (Ema Suranta).
Pihaknya berharap, inovasi tersebut terus berkembang dan berkelanjutan.
BACA JUGA:
Lepas Keberangkatan Calhaj Kabupaten Tasikmalaya, Bupati Gelontorkan Hibah Rp2,3 Milyar
“Kami tidak hanya hadir dalam mendorong pemberdayaan ekonomi kerakyatan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi saja. Namun juga melahirkan agen-agen perubahan yang diharapkan mampu membawa solusi nyata bagi perubahan lingkungan dan sosial masyarakat,” imbuhnya.
“Dari inovasi Ema Suranta mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dan keberlangsungan ekosistem lingkungan serta sejalan dengan penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan PBB,” paparnya.
Ema Suranta mengaku, hadirnya semangat inovasi dari sampah menjadi sumber kelestarian lingkungan dan sumber pendapatan masyarakat berawal dari kegelisahan dan keprihatinan melihat tumpukan sampah di desanya.
“Semangat untuk menghadirkan inovasi berawal dari rasa kegelisahan terhadap dampak negatif permasalahan sampah yang ada di lingkungan. Terlebih musibah ledakan dan longsor sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi tahun 2005 silam. Itu semua yang menyalakan tekad dan semangat saya untuk menyelesaikan persoalan sampah,” ungkapnya.
BACA JUGA:
Pemkot Tasikmalaya Gandeng Unsil Tangani Masalah Sampah di TPA Ciangir
Da mengaku, usaha Bank Sampah Bukit Berlian yang dibentuk di Desanya bukan hanya tempat pengolahan sampahsaja. Tetapi juga sebagai pusat edukasi, pemberdayaan ekonomi warga serta gerakan sosial bagi lingkungan.
“Terima kasih kepada PNM Indonesia yang selama ini terus mendukung usaha saya. Begitu pun kepada Tribun Network atas pemberian penghargaan dan kepercayaannya,” katanya.
“Dan ini sebagai tanggung jawab sekaligus penyemangat saya untuk terus berinovasi menjaga lingkungan dan memberdayakan masyarakat,” pungkasnya.
(Seda/Bambang Fouristian)