spot_img
Senin 28 April 2025
spot_imgspot_img

Desa Bangunsari Ciamis Bangkit Melalui Pertanian Padi Organik

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Desa Bangunsari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kini semakin dikenal berkat perkembangan pesat pertanian padi organik yang menguntungkan. Dengan hampir 500 hektar lahan pertanian, para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Gapoktan) mulai beralih dan semakin tertarik untuk menekuni pertanian padi organik yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Senin (28/4/2025), Media bersama Bank Indonesia Perwakilan Tasikmalaya selaku pendamping petani padi organik, melakukan kunjungan serta panen padi organik di Desa Bangunsari. Kegiatan ini mengungkapkan potensi besar pertanian organik di daerah tersebut.

Baca Juga: Bupati Ciamis Tegaskan Musrenbang Harus Realistis Sesuai dengan Kemampuan Keuangan

Dalam panen padi organik yang dilakukan bersama anak-anak pelajar dan petani di lahan Poktan Parikesit di Dusun Kubangsari, Desa Bangunsari, tampak hamparan padi organik yang sudah menguning dan siap dipanen. Padi tersebut sangat subur, dengan batang yang pendek serta butiran padi yang padat dan berisi.

Koordinator Poktan Parikesit Bangunsari, Sohidin Heryanto, menjelaskan bahwa mereka telah merintis pertanian padi organik sejak tahun 2006. Sejak saat itu, para petani di kelompok ini terus konsisten menanam padi organik.

“Alhamdulillah, petani di Poktan Parikesit terus bersemangat menekuni pertanian padi organik. Mereka menyadari bahwa menanam padi organik tidak hanya memberikan nilai ekonomi yang tinggi, tetapi juga menyehatkan,” kata Sohidin kepada wartawan.

Keuntungan Untuk Petani

Sohidin menjelaskan, biaya produksi per hektar hanya sekitar Rp10 juta. Namun hasil panen per hektar dapat menghasilkan sekitar 10 ton beras. Jika dihitung per kilogram, padi organik ini dapat dijual seharga Rp20.000, yang memberikan keuntungan yang menggembirakan bagi para petani.

Padi organik ini juga sangat baik untuk kesehatan, karena dalam produksinya tidak digunakan bahan kimia. Sebagai gantinya, mereka memanfaatkan air irigasi, pupuk organik dari bahan-bahan alami, serta air hasil cuci beras yang telah melalui proses pengolahan.

Meski saat ini lahan pertanian organik di Desa Bangunsari baru mencapai 24 hektar, Sohidin optimis bahwa ke depan luas lahan pertanian organik akan terus bertambah. Rencananya, tahun ini akan ada penambahan 40 hektar lagi lahan pertanian organik yang bersertifikat.

“Kami bercita-cita agar Desa Bangunsari menjadi pusat produksi padi organik di Kabupaten Ciamis,” ujar Sohidin penuh harapan.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Ciamis, Lia Hamida, menyatakan pihaknya akan terus mendukung dan mendorong pertanian organik, khususnya di Desa Bangunsari.

“Kami terus memberikan edukasi dan pendampingan kepada para petan. Kemudian menyampaikan bantuan dari Bank Indonesia Tasikmalaya untuk mempercepat perkembangan pertanian organik di sini,” kata Lia.

Menurut Lia, pemasaran padi organik tidak menjadi masalah karena sudah masuk ke pasar modern dan tradisional di seluruh wilayah Ciamis. Bahkan, para ASN di Dinas Pertanian juga menjadi pelanggan setia beras organik ini.

“Potensi untuk pengembangan pertanian organik di sini sangat besar. Kami akan terus memberikan pelatihan dan pendampingan agar petani semakin tertarik untuk bertani organik,” tambahnya.

Lia optimis, dengan terus memberikan pendampingan, hasil produksi pertanian organik akan terus meningkat. Kemudian kesejahteraan petani pun akan semakin terjamin.

(Seda)

spot_img

Berita Terbaru