spot_img
Sabtu 26 April 2025
spot_imgspot_img

Bandung Terapkan Teknologi Termal, Solusi Cerdas Atasi Krisis Sampah

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota Bandung terus bergerak cepat mengatasi krisis penumpukan sampah dengan mengadopsi teknologi termal di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).


Langkah ini sebagai solusi atas keterbatasan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang semakin kritis.

Baca JUga: Pemkot Bandung Bangun Ulang TPST, Dorong Kota Mandiri Kelola Sampah

Program strategis ini merupakan inisiatif Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang melibatkan pihak swasta. Dari total 15 TPST yang direncanakan, dua di antaranya, yakni TPST PSM di Jalan PSM dan TPST Babakan Sari di Jalan Babakan Sari, Kiaracondong, telah memasuki tahap konstruksi dan ditargetkan mulai beroperasi pada akhir Mei 2025.

Melalui skema KPBU, pihak swasta bertanggung jawab penuh atas pembangunan dan operasional fasilitas. Sedangkan pemerintah membayar jasa pengolahan melalui mekanisme tipping fee berdasarkan pengelolaan volume sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dudy Prayudi, menjelaskan, penggunaan teknologi termal menjadi pilihan utama karena efisiensinya dalam mengurangi volume sampah secara cepat.

“Kenapa kita pilih termal? Karena metode ini memungkinkan pemusnahan sampah dalam waktu singkat. Sementara kita sedang menghadapi keterbatasan kapasitas pembuangan di TPA Sarimukti,” ujar Dudy, Sabtu (26/4/2025).

Penerapan Metode Dengan Standar Ketat

Penerapan teknologi Termal di Bandung mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor P.70 Tahun 2016, yang memperbolehkan metode ini asalkan memenuhi standar lingkungan ketat. Mesin-mesin termal yang terpasang wajib melalui uji emisi setiap enam bulan untuk memastikan tingkat polusi tetap dalam batas aman sesuai regulasi.

“Mesin yang digunakan harus ramah lingkungan dan dilengkapi sistem pemantauan emisi ketat. Semua sesuai prosedur,” tambah Dudy.

Selain termal, Pemkot Bandung juga mengintegrasikan teknologi anaerobik sebagai bagian dari strategi circular economy. Limbah organik akan diolah menjadi energi terbarukan atau produk bernilai guna lainnya, seperti biogas atau media tanam.

Saat ini, dari 15 TPST dalam perencanaan, delapan di antaranya telah menarik minat investor. Kemudian sedang dalam proses penyelesaian dokumen lingkungan, perizinan, serta persiapan konstruksi.


Meski prosesnya membutuhkan ketelitian ekstra, khususnya untuk memenuhi standar pengelolaan termal. Pemkot Bandung optimistis skema KPBU ini akan menjadi solusi jangka panjang untuk pengelolaan sampah yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan.

(Yusuf Mugni)

spot_img

Berita Terbaru