spot_img
Sabtu 8 Februari 2025
spot_img

Klarifikasi Kemenag Pangandaran Soal Tuduhan Touring di Jam Kerja

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pangandaran menjadi sorotan setelah dikritik terkait ketidakhadiran dalam acara besar di salah satu pondok pesantren. Selain itu, mereka juga disebut-sebut melakukan perjalanan dinas ke luar kota yang dianggap sebagai “touring” oleh sebagian pihak.

Menanggapi hal ini, Kepala Kemenag Pangandaran, Yayan Herdiana, menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda resmi. Menurutnya, kegiatan yang berlangsung selama satu hari itu adalah bagian dari pembinaan pegawai dan rapat koordinasi madrasah.

Baca Juga: Tanggapan Kepala Kemenag Pangandaran Soal Kritikan dari Tokoh Agama Padaherang

“Sebenarnya ini kegiatan kedinasan resmi. Kami mengundang semua pihak yang berkompeten dalam agenda tersebut,” ujar Yayan saat ditemui di kantornya, Jumat (7/2/2025).

Yayan menjelaskan keikutsertaan pegawai dalam acara ini disesuaikan dengan prioritas kerja masing-masing. Misalnya, bagi pegawai di Kantor Urusan Agama (KUA) yang harus tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat, hanya mereka yang tidak sedang bertugas langsung yang diperbolehkan hadir.

Lebih lanjut, Yayan menuturkan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Kemenag.

“Kami memberikan pembinaan terkait tiga aspek utama, yakni peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja pegawai,” jelasnya.

Fokus pada Peningkatan SDM

Dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan nilai-nilai inti ASN yang telah diamanatkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN-RB) dalam Peraturan Nomor 20 Tahun 2021. Beberapa di antaranya mencakup integritas, profesionalisme, pelayanan prima, serta loyalitas kepada masyarakat.

“Kami ingin memastikan bahwa ASN Kemenag tetap menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Mereka harus melayani dan mempersatukan umat, bukan keluar dari jalur tugasnya,” tambahnya.

Menanggapi tuduhan mengenai metode perjalanan yang disebut sebagai “touring,” Yayan menekankan bahwa keberangkatan pegawai dilakukan dengan kendaraan pribadi. Ada yang menggunakan sepeda motor, ada pula yang memakai mobil.

Kritik dari IPNU Pangandaran

Sementara itu, Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Pangandaran, Abdul Muin, mengkritik kegiatan tersebut. Ia menilai bahwa perjalanan yang dilakukan Kemenag lebih mirip touring daripada agenda kedinasan.

“Jam kerja seharusnya terfokus untuk melayani masyarakat yang membutuhkan bimbingan keagamaan. Bukan malah dihabiskan untuk kegiatan yang tidak jelas urgensinya,” ujar Abdul.

Menurutnya, seorang Kepala Kemenag memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa layanan keagamaan berjalan dengan baik dan aspirasi umat terakomodasi.

“Kegiatan semacam ini bisa menimbulkan persepsi negatif di masyarakat. Jangan sampai umat merasa terabaikan karena pegawai Kemenag lebih memilih untuk ‘berwisata’ di jam kerja,” tambahnya.

Sebagai solusi, Abdul meminta Kepala Kemenag Pangandaran untuk lebih memprioritaskan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan efektivitas kerja di lingkungan instansinya.

“Kami berharap ada langkah konkret untuk memperbaiki kinerja Kemenag, sehingga pelayanan kepada umat semakin maksimal,” pungkasnya.

(Sajidin/Irfansyahriza)

Berita Terbaru

spot_img