BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dalam rangka mendorong peningkatan riset akademik terkait pasar modal syariah di Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai Self-Regulatory Organizations (SRO) bekerja sama dengan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) serta PT Phillip Sekuritas meresmikan Pusat Penelitian Pasar Modal Syariah pertama di Indonesia, Centre of Research for Islamic Capital Market FPEB UPI. Seremoni peresmian digelar di Auditorium FPEB UPI, kampus UPI Bumi Siliwangi, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Senin (3/2/2025).
Acara peresmian dihadiri perwakilan dari pihak terkait. Diantaranya Wakil Rektor UPI Bidang Inovasi Kebudayaan dan Sistem Informasi UPI Prof. Dr. H. Agus Rahayu M. P., Dekan FPEB UPI Prof. Dr. Ratih Hurriyati, M.P., CSBA, Direktur Utama BEI Iman Rachman, Direktur Utama PT Phillip Sekuritas Indonesia Daniel Tedja, serta Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik.
Centre of Research for Islamic Capital Market FPEB UPI merupakan perluasan fungsi dari Galeri Investasi Syariah Bursa Efek Indonesia (GIS BEI) yang selama ini sudah berjalan di FPEB UPI. Pendirian ini bertujuan untuk dapat mendorong hadirnya riset ilmiah terkait pasar modal syariah yang aplikatif bagi para pelaku industri sehingga kesenjangan antara penelitian akademis dengan praktik industri dalam pengembangan pasar modal syariah di Indonesia semakin berkurang.
“Dengan hadirnya Centre of Research for Islamic Capital Market FPEB UPI ini, maka peranan GIS BEI dalam mendukung pengembangan pasar modal syariah di Indonesia menjadi lengkap, bukan hanya sebagai pusat kegiatan edukasi tetapi juga sebagai pusat penelitian pasar modal syariah,” kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik melalui rilis yang diterima, Jumat (7/2/2025).
![fokusjabar.id FPEB UPI BEI](https://fokusjabar.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-05-at-11.29.10-AM-1024x576.jpeg)
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Organisasi, dan Sistem Informasi UPI Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.P. menyambut baik perluasan fungsi GIS BEI menjadi pusat penelitian pasar modal syariah Indonesia yang pada akhirnya dapat mendorong inovasi pasar modal syariah. “Centre of Research for Islamic Capital Market FPEB UPI ini tidak hanya menjadi wadah akademik, tetapi juga menggerakkan fungsi inovasi, hilirisasi, dan komersialisasi dalam pengembangan pasar modal syariah,” Agus menambahkan.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama BEI Iman Rachman berkesempatan memberikan kuliah umum kepada lebih dari 300 orang mahasiswa FPEB UPI. Dalam kuliah umum yang mengangkat tema ‘Capital Market for Sustainable Economic Growth in Indonesia’, Iman menyampaikan peran penting yang dimiliki pasar modal Indonesia dalam rangka mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, kata Iman, pasar modal syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif. Kondisi ini tercermin dari peningkatan jumlah saham syariah dan jumlah investor syariah dalam lima tahun terakhir.
Pada periode tahun 2019—2024, jumlah saham syariah yang tercatat di BEI telah meningkat sebesar 53% dari 429 saham syariah menjadi 656 saham syariah pada 2024. Pada periode yang sama, jumlah investor syariah juga meningkat 147%, dari 68.599 investor menjadi 169.397 investor.
“Pasar saham syariah pun mendominasi pasar saham Indonesia, kapitalisasi pasar saham syariah menguasai 55% dari total kapitalisasi pasar saham dan nilai rata-rata transaksi harian saham syariah menguasai 55% dari rata-rata transaksi harian saham, per 31 Januari 2025,” kata Iman.
Untuk itu, Iman mengajak seluruh sivitas akademika turut berpartisipasi di industri pasar modal Indonesia dengan menjadi investor yang memiliki strategi yang baik dalam berinvestasi. “Centre of Research for Islamic Capital Market FPEB UPI ini diharapkan dapat mendorong hadirnya penemuan dan inovasi baru yang bermanfaat bagi pengembangan industri sehingga dapat menciptakan industri pasar modal syariah yang lebih inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia,” Iman menegaskan.
(Ageng)