BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kota Bandung menjadi kota termacet ke 12 di dunia. ‘gelar’ itu menyusul hasil penelitian TomTom Traffic Index 2024 yang dilakukan di 509 kota di 62 negara dari enam benua. Variable yang digunakan pun mengacu pada waktu tempuh rata-rata dan tingkat kemacetan.
Merujuk data tersebut, Bandung berada di posisi 12 kota termacet di dunia. Kemudian ada Medan di posisi 15. Kota Barranquilla, Kolombia menjadi yang termacet di dunia.
TomTom Traffic Index 2023 menempatkan London, Inggris sebagai kota termacet di dunia, dan kini berada di posisi kelima.
BACA JUGA: Pohon Besar Tumbang di Pangandaran Sebabkan Kemacetan
Dalam indeks tersebut, tercatat rata-rata waktu bepergian di Bandung per 10 km memakan waktu 32 menit 37 detik. Sedangkan waktu yang hilang per tahun karena macet sebesar 108 jam per tahun.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Asep Kuswara mengatakan ,tingginya penggunaan kendaraan pribadi menjadi salah satu penyebab kemacetan tinggi di Kota Bandung.
“Dengan adanya transportasi publik, kami berhadap kemacetan bisa diurai dengan beralihnya ke transportasi publik. Kami juga sudah siapkan solusinya,” kata Asep di Bandung, Kamis (16/1/2025).
Adapun moda tranportasi baru itu, adalah Metro Jabar Trans (MJT) yang resmi beroperasi sejak 1 Januari 2025.
Ada 85 unit dengan pelayanan enam koridor. Pihaknya berharap MJT menjadi solusi pengentasan kemacetan, khususnya di kawasan aglomerasi Bandung Raya.
Adapun keenam rute eksisting antara lain:
1. Leuwipanjang – Soreang 2. Kota Baru Parahyangan – Alun-alun Bandung 3. BEC – Baleendah 4. Leuwipanjang – Dago 5. Dago – Jatinangor 6. Leuwipanjang – Majalaya.
Tarif MJT ditetapkan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, yakni Rp4.900 untuk penumpang umum dan Rp 2.000 untuk pelajar dan lanjut usia.
“Ini kita harapkan bisa mengurangi tingkat kemacetan dengan mendorong masyarakat untuk beralih ke transportasi publik. Dari segi tarif juga sangat terjangkau,” kata Asep.
Kemacetan di Kota Bandung, kata dia, bersifat tentantif. Seperti di momen liburan dan hari besar tertentu karena Kota Bandung menjadi salah satu destinasi wisata.
“Kita lihat kalau anak sekolah nggak masuk atau libur kan lalu lintas aman lancar, kalau event-event atau hari besar seperti liburan itu berbeda. Kemacetan di Bandung ini hanya terjadi sewaktu-waktu,” kata dia.
Untuk mengurangi kemacetan, pihanya akan berkoordinasi dengan lintas stakeholder untuk menetapkan aturan jam operasional dan masuk sekolah.
“Sehingga nanti Pemkot akan gulirkan regulasi pengaturan jam operasional. Seperti jam sekolah masuk jam 7, untuk kantoran masuk jam 8 dan industri masuk jam berapa, itu solusi yang akan diterapkan,” jelasnya.
(Yusuf Mugni/LIN)