TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Kasus pencabulan anak dibawah umur yang dilakukan Pimpinan Tahfidz Quran Daarul Ilmi di Kota Tasikmalaya berinisial AR menodai lembaga pendidikan agama sekaligus mencoreng nama baik Ustadz dan guru ngaji.
Kendati saat ini AR sudah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan Polres Tasikmalaya Kota, namun berbagai kecaman dan pernyataan sikap datang dari berbagai kalangan masyarakat. Tak terkecuali Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tasikmalaya.
BACA JUGA:
Polres Tasikmalaya Kota Tetapkan AR Pimpinan Ponpes Daarul Ilmi jadi Tersangka
Organisasi Keagamaan terbesar ini sangat menyesalkan dan mengutuk keras perbuatan pencabulan yang dilakukan Pimpinan Tahfidz Quran Daarul Ilmi.
Melalui Pengurus PCNU Kota Tasikmalaya, KH Yusuf Roni Romdoni mengatakan, tindakan AR sangat mencoreng lembaga pendidikan keagamaan maupun Pesantren.
“Kami mengecam perbuatan bejad AR yang merudapaksa Santriwatinya yang masih dibawah umur,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, perbuatan cabul tersebut tidak terulang lagi di Kota Tasikmalaya.
Selain mengecam, PCNU Kota Tasikmalaya juga menyampaikan beberapa pernyataan sikap. Di antaranya:
- Pimpinan Rumah Tahfidz Quran (RTQ) Daarul Ilmi tersebut bukan merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU) Kota Tasikmalaya.
- Rumah Tahfidz Quran Daarul Ilmi bukan merupakan lembaga bagian dari PCNU Kota Tasikmalaya.
- PCNU Kota Tasikmalaya menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada aparat penegak hukum terhadap AR
- Mengimbau kepada seluruh warga Nahdiyin maupun masyarakat lainnya di Kota Tasikmalaya, dalam menyekolahkan anak-anaknya guna mencari ilmu ke lembaga keagamaan dan Pesantren yang legal, sesuai dengan ketentuan pemerintah yang mendapat mendapat ijin dari Kementerian Agama (Kemenag).
BACA JUGA:
Guru Ngaji Cabuli Santriwati di Tasikmalaya, Citra Pesantren Tercoreng
“Kami mengajak para orang tua agar selalu mengawasi anak-anak serta mengajak seluruh elemen masyarakat Kota Tasikmalaya untuk aktif mengawasi kegiatan lembaga pendidikan keagamaan. Sehingga kasus semacam ini tidak terulang lagi di masa mendatang,” ungkap Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Priangan Timur.
(Seda/Bambang Fouristian)