Kamis 12 Desember 2024

DPRD Soroti Pengelolaan Sampah di Kota Bandung

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi, menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap pengelolaan sampah di kota ini. Meskipun telah ada upaya untuk mengatasi masalah tersebut, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.

Salah satu isu utama adalah kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang kini dalam keadaan kritis akibat overload. Usaha untuk memperluas area TPA juga menemui berbagai hambatan.

Baca Juga: MS GLOW Aesthetic Clinic Cabang Bandung Berikan Promo dan Treatment Istimewa Kepada Ribuan Peserta Event Fun Bike

“Kita tidak bisa mengabaikan bahwa TPA Sarimukti membutuhkan perluasan. Ini adalah tanggung jawab provinsi untuk menyiapkan lokasi yang sesuai,” ungkap Asep pada Senin (21/10/2024).

Asep menegaskan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab pemerintah daerah. Di Kota Bandung, langkah-langkah telah diambil untuk mengelola sampah secara mandiri guna mengurangi volume sampah yang dibuang ke Sarimukti.

“Kami menerapkan prinsip ‘tidak dipilah, tidak diangkut’. Ini bertujuan untuk mendidik masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya pemilahan sampah,” tambahnya.

Target Pengurangan Sampah di Kota Bandung

Kota Bandung menargetkan pengurangan pembuangan jumlah ritase sampah ke Sarimukti menjadi 40 ritase pada tahun 2026. Untuk mencapai target ini, pemilahan di tingkat wilayah sangat penting.

“Kami memantau upaya Pemkot dalam mengurangi pengiriman sampah, dengan target hingga 2026 hanya 40 ritase dari saat ini yang mencapai 170 ritase. Tanpa pemilahan yang efektif, ini akan menjadi tantangan besar,” jelasnya.

Namun, Asep juga mengakui bahwa pemilahan sampah di tingkat wilayah tidaklah mudah. Salah satu kendala yang terjadi adalah terbatasnya lahan untuk pengelolaan sampah secara mandiri di lingkungan masyarakat.

“Di tingkat RW, seharusnya ada sistem pengelolaan yang ideal, namun lahan yang terbatas menjadi hambatan,” ujarnya.

Lebih lanjut, DPRD Kota Bandung juga menyoroti sampah dari pasar-pasar di kota ini. Asep menegaskan pentingnya agar pasar dapat mengelola sampahnya sendiri. Selain itu, sektor perhotelan dan restoran juga harapannya dapat melakukan hal serupa.

“Tempat bisnis dan pasar harus mulai mengelola sampahnya secara mandiri. Terutama hotel dan restoran yang menghasilkan banyak sampah organik,” pungkasnya.

Dengan upaya kolaboratif, Asep berharap pengelolaan sampah di Kota Bandung dapat meningkat, sehingga tidak menjadi beban bagi pemerintah.

(Yusuf Mugni/Irfansyahriza)

Berita Terbaru

spot_img