TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Deras arus kritikan atas peristiwa walk out dua pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Tasikmalaya, kian menderu.
Setelah sejumlah tokoh agama, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat termasuk Ketua Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya, kini giliran pengamat politik turut bersuara.
Aksi walk out paslon nomor urut 1 dan 2, saat pasangan nomor urut 3 yakni Ade Sugianto dengan Iip Miptahul Paoz mendapat giliran menyampaikan orasi politik, dinilai sebagai tindakan kurang etis.
BACA JUGA: Aksi Walk Out Paslon Bupati Dan Wakil Bupati Tasikmalaya Nomor Urut 1 dan 2, Dinilai Tak Etis
Kejadian yang mencerminkan ketidakmatangan berpolitik, pasangan Iwan-Dede dan Cecep-Asep sebagai calon pemimpin Kabupaten Tasikmalaya itu, bergulir dalam rangkaian acara rapat pleno terbuka pengundian dan pengumuman nomor urut paslon bupati dan wakil bupati Tasikmalaya, di Islamic Center, Senin (23/9/2024).
Pengamat politik Kabupaten Tasikmalaya, Maulana Jannah mengemukakan, seluruh pasangan calon bupati dan pendukungnya, harusnya saling menghargai dan menghormati. Apalagi giliran penyampaian pidato politik itu, di fasilitasi KPU.
“Artinya, meskipun memang mereka tidak suka pada lawan, harusnya juga memberikan pendidikan politik kepada publik atau masyarakat dengan cara yang santun. Mereka tetap mendengarkan visi misi yang di sampaikan lawan politiknya,” kata Maulana, Rabu (25/9/2024).
Menurut Maulana, meninggalkan ruangan dalam situasi yang resmi dan itu waktunya masih dalam koridor KPU, dipandang kurang elok dan kurang etis, serta terkesan memberikan pendidikan politik yang tidak bagus kepada masyarakat.
“Sesama calon harusnya saling menghargai dan menghormati, saling memberikan empati dan sebagainya. Kontestasi dalam pemilihan itu pasti ada dan biasa, tetapi menghormati dan menghargai itu adalah sebuah keniscayaan,” ujar Maulana.
Senada dengannya, salah seorang akademisi sekaligus mantan anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Basuki Rahmat menegaskan, akhlak dan etika lebih penting daripada penguasaan ilmu pengetahuan semata.
“Adab berada di atas ilmu,” ucapnya.
Basuki menyebut, adab yang baik sangat penting dalam hubungan dan interaksi sosial antara individu maupun kelompok.
Artinya sambung dia, adab merupakan fondasi yang kuat untuk menjalin hubungan yang harmonis dan mencapai kebaikan sejati.
“Pemimpin yang mengedepankan adab akan lebih mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain, pemimpin juga harus mampu memberikan teladan. Tetapi, ya begitulah fenomena dimana persepsi seseorang terhadap seseorang telah dipengaruhi oleh prasangka buruk, adab pun dilupakan,” tutur Basuki.
Sementara itu, Ketua PC NU Kabupaten Tasikmalaya, KH. Atam Rustam menyesalkan kejadian saat acara masih berlangsung.
KH. Atam mengaku khawatir peristiwa itu akan menimbulkan efek kurang baik terhadap perhelatan Pilkada Kabupaten Tasikmalaya.
Meskipun demikian, ulama kharismatik ini meminta agar masyarakat tidak terpancing dengan tontonan calon kepala daerah yang kurang baik.
“Sangat menyesalkan apapun alasannya. Itu jelas akan berefek kurang baik terhadap Pilkada 2024, semoga masyarakat tidak terpancing dengan kejadian tersebut,” kata KH. Atam.
Dia mengimbau khususnya kepada para calon agar bersaing dengan baik, elegan dan tidak memancing emosi masyarakat.
Ketua FKUB Kabupaten Tasikmalaya, KH Edeng Za, meminta agar masyarakat menjaga kerukunan dalam perhelatan Pilkada 2024.
“Siapapun pilihannya, masyarakat tetap bersatu dan rukun,” ucap KH. Edeng.
BACA JUGA: Helmi-Yudi No1 di Pilkada Garut, Dendi: Angka Keberuntungan
Masyarakat sambung dia, harus tetap menjaga persatuan dan kerukunan.
“Untuk para calon, sejatinya dapat mempertontonkan attitude berdemokrasi yang santun. Tidak saling serang atau menjelekan,” kata KH Edeng.
(Farhan)