Jumat 13 Desember 2024

Era Industri, KDM Siap Cetak Engineer dan Manager Baru di Jabar

KARAWANG,FOKUSJabar.id: Cagub Jabar Dedi Mulyadi (KDM), menegaskan bahwa kawasan industri di masa depan perlu lebih berorientasi pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal. Hal ini disampaikan Dedi saat berkunjung ke Karawang pada Sabtu (7/9/2024), merespons masalah minimnya tenaga kerja setempat yang dipekerjakan.

“Keributan ini terjadi karena perusahaan tidak optimal dalam merekrut tenaga kerja dari warga setempat. Ini disebabkan karena manajemen perusahaan tidak berasal dari daerah tersebut,” kata KDM.

Jika terpilih sebagai gubernur, Dedi berkomitmen mendirikan sekolah manajer untuk mencetak manajer-manajer baru dari kalangan lokal, terutama anak-anak yang memiliki kualifikasi di kawasan industri.

“Mereka akan mendapatkan pendidikan dengan biaya yang ditanggung pemerintah,” kata dia.

Menurut Dedi, pendidikan di sekolah manajer ini tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pelatihan keterampilan seperti cara berpakaian formal, etika di lingkungan kerja, serta cara berinteraksi dengan pimpinan. Dengan demikian, para peserta didik diharapkan bisa tumbuh menjadi profesional yang siap bersaing di dunia industri.

BACA JUGA: Mengenal Industri K-Pop dan Dampaknya Terhadap Budaya Global

“Mereka akan ditempa dalam program pelatihan intensif. Saya sudah pernah menerapkan konsep ini di Purwakarta. Dulu, kita bekerja sama dengan Indorama Engineering, dan hasilnya, sekitar 300 orang lulusan sudah bekerja, termasuk di Jepang dan beberapa negara lainnya,” jelas Dedi.

Ke depan, Dedi menekankan pentingnya merumuskan program serupa di seluruh Jawa Barat. Ia memiliki visi mencetak 10 ribu tenaga kerja profesional, baik sebagai engineer maupun manajer, sehingga industri di Jawa Barat bisa lebih banyak mempekerjakan tenaga kerja lokal.

Untuk mendukung program ini, Dedi mengusulkan adanya pembagian anggaran antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Beasiswa yang diberikan pun akan lebih diarahkan kepada bidang-bidang yang produktif, terutama yang berkaitan dengan produksi dan ekonomi.

“Dulu, anggaran Rp1 miliar per tahun bisa menghasilkan banyak lulusan berkualitas. Bayangkan jika seluruh provinsi memiliki banyak engineer dan manajer baru. Tantangan besar di era industri saat ini adalah kekurangan engineer, sementara di negara seperti China, mereka sangat melimpah. Kita perlu memperbanyak engineer yang siap bekerja,” tegasnya.

Adapun proses pengembangan SDM, bisa dimulai sejak dini, bahkan sejak siswa duduk di kelas 1 SMK. Akademiknya cukup satu tahun, selebihnya langsung praktik di lapangan. Dengan demikian, perusahaan bisa lebih cepat melihat potensi mereka, dan di sisi lain, siswa yang kurang mampu tetap terjamin mendapatkan pengalaman kerja.

“Orientasi kami ke depan adalah mencetak 10 ribu manajer melalui sekolah manajer yang dibiayai oleh pemerintah,” kata KDM.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img