BANDUNG,FOKUSJabar.id: Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menargetkan swasembada pangan dalam empat tahun sesuai dengan visi misi Presiden terpilih Prabowo Subianto sebagai pembangunan kedaulatan pangan.
“Soal pangan, Pak Prabowo tidak mau asal-asalan. Beliau tidak mau yang biasa, mesti ada sentuhan yang luar biasa. Nah, sejauh ini sudah digariskan oleh Bapak Menteri Pertanian,” katanya.
Menurutnya sektor pangan mesti satu komando. Ia mencontohkan persoalan distribusi pupuk, yang kerap menjadi persoalan mesti segera dibenahi dan diawasi dari mulai hulu ke hilir.
BACA JUGA: Wamen Pertanian Sudaryono: Pernah Merasakan Hidup Sebagai Petani
“Persoalan pupuk harus sesuai regulasi, kita akan awasi terus harus betul-betul sampai kepada orang yang memang membutuhkan pupuk itu yaitu para petani kita,” ujar dia.
Dalam urusan benih, ia tengah mengkaji usulan penyeragaman benih agar memiliki hasil yang maksimal bagi seluruh petani. Ia mencontohkan bahwa ada petani yang akan diberikan benih dari pemerintah sebanyak 18 persen dari total seluruh sawah yang ada.
“Sementara ada sekitar 65 persen petani yang memang membeli benih padi yang sesuai standar, yang tersertifikasi,’ kata dia.
Ia menjelaskan, masih ada sisa sekitar 15-20 persen petani yang kita tengarai. Khususnya banyak yang di luar Jawa benihnya itu benih bikin sendiri. Hasil panen kemudian ditanam lagi. Tentu produktivitasnya beda.
“Jadi ada usulan dari banyak lembaga, banyak orang, banyak aktivis pertanian. Bagaimana supaya produktivitasnya tinggi itu kalau benih itu dikasih aja. Sehingga kita seragam semua petani Indonesia menanamnya benih bersertifikasi,” kata dia.
Untuk itu, Sudaryono mengajak seluruh stakeholder untuk menyamakan visi untuk mewujudkan target swasembada pangan.
“Untuk terbangunnya cita-cita itu, maka tidak bisa lagi memikirkan sektor masing-masing, kalau begitu tujuannya tidak bisa terwujud karena ini holistik, dari hulu sampai hilir harus terpenuhi semua,” kata dia.
Selain itu, Sudaryono, mengapresiasi kegiatan Gebyar Perbenihan yang menyediakan teknologi dan inovasi pertanian yang tepat dalam menghadapi dampak El Nino.
Kementerian Pertanian, lanjut dia, tengah mendorong penyediaan pompanisasi dan pipanisasi sehingga lahan pertanian yang terdampak El Nino mendapatkan pasokan air yang cukup agar produksi pertanian nasional tidak turun.
“Kita punya teknologi dan negara kita adalah negara yang tersedia sinar mataharinya dan sekarang kita saat sedang menghadapi kehadiran El Nino atau kemarau panjang,” kata dia.
BACA JUGA: Sudaryono Dilantik jadi Wamentan RI, DPW Tani Merdeka Jabar Lakukan Ini
Karena itu ketersediaan teknologi dan inovasi seperti benih sangat penting untuk meningkatkan produksi dan petani tetap mendapat keuntungan dari usaha taninya.
“Selanjutnya pupuk dan benih harus dapat kita pastikan tersedia tepat waktu sampai ke petani. Tidak boleh terlambat, harus tepat waktu. Ibaratnya orangnya sakit, tapi obatnya tidak ada. Sebab target kita ke depan adalah swasembada pangan, kita harus kurangi impor,” kata dia.