Rabu 11 Desember 2024

Susi Pudjiastuti Marah di Acara Syukuran Nelayan Pangandaran, Ini Penyebabnya

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Mantan menteri kelautan dan perikanan, Susi Pudjiastuti marah kepada nelayan di acara syukuran nelayan Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, Kamis (11/7/2024).

Susi marah karena banyaknya penangkapan liar baby Lobster atau benur yang dilakukan nelayan di perairan Pangandaran.  

Menurutnya, hal itu akan berdampak serius dengan kepunahan populasi Lobster di laut Pangandaran. 

BACA JUGA: PMII Pangandaran: ASN Diduga tak Netral Jelang Pilkada 2024

Pasalnya, Jika melihat data omzet saat ini di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pendapatannya sangat jauh dibanding pada tahun 1983. 

“Dulu total (pendapatan) dalam sehari tidak kurang dari 2 ton. Tadi pak Kadis (dinas kelautan perikanan dan ketahanan pangan) bilang total omzetnya Rp 54 Miliar setahun. Itu mah debu,” kata Susi Pudjiastuti saat memberikan sambutan di acara syukuran nelayan.

Tak hanya itu, Susi juga merasa miris dengan pendapatan lobster saat ini yang terbilang sangat jauh dengan tahun-tahun lalu. 

“Sekarang lihat nelayan dapat lobster 1 – 2 kwintal sudah merasa dapat banyak. Padahal itu sedikit,” kata Susi. 

Sementara, pada tahun-tahun lalu para nelayan bisa mendapatkan lebih banyak dari itu. 

Bukan hanya lobster saja, namun jenis ikan seperti bawal putih, jika ditangkap bisa mencapai 30 ton dalam satu malam. 

“Nelayan pulang malam-malam bisa membawa uang Rp 7 – 10 juta dalam satu kali penangkapan,” kata Susi Pudjiastuti. 

Sementara itu Kepala dinas kelautan perikanan dan ketahanan pangan (DKPKP), Sarlan menyebut, kemarahan mantan menteri kelautan dan perikanan itu karena bukti cintanya terhadap nelayan. 

“Karena beliau (Susi) juga salah satu pelaku perikanan tangkap. Tadi juga beliau menceritakan masa mudanya menjadi bakul ikan melalui ember,” katanya. 

Menurut Sarlan, Poin yang disampaikan Susi itu yakni, menangkap ikan dengan ramah lingkungan tanpa merusak biota laut. 

“Bu susi ingin nelayan itu kembali ke masa-masa lampau. Memang ikan tangkap saat ini sangat luar biasa,” ucapnya. 

BACA JUGA: SMAN 1 Mangunjaya Pangandaran Laksanakan PPDB Tahap 2 Sesuai Regulasi

Sarlan juga membenarkan dengan apa yang sudah disampaikan Susi soal data omzet sebesar Rp 54 miliar dalam satu tahun. 

“Data itu yang tercatat di TPI. Sedangkan data TPI ini data kumulatif di semua KUD di 13 pangkalan,” katanya. 

Dirinya juga mengaku, ada ikan yang keluar dari aturan yang sudah dibuat atau bertransaksi di luar TPI. Hal itu menyebabkan hilangnya potensi secara statistik perikanan tangkap di pangandaran.

“APBD juga menjadi masalah, Dan Seharusnya bertransaksi di TPI,” ujar Sarlan. 

(Sajidin/Anthika Asmara) 

Berita Terbaru

spot_img