BANDUNG,FOKUSJabar.id: Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengapresiasi langkah masyarakat yang berinisiatif melakukan gerakan sosial. Menurut dia, pembangunan di berbagai sektor tidak bisa maksimal jika mengandalkan pemerintah.
Hal ini ia sampaikan usai menghadiri peletakan batu pertama gedung sekolah di Pesantren Ulul Abab di Jalan Bojongkoneng Atas, Kabupaten Bandung, Selasa (14/5). Gedung sekolah tersebut merupakan hasil urunan dari berbagai komunitas otomotif di Jabar.
BACA JUGA: Disparbud Jabar Paparkan Program Nganjang Ka Pakuan
“Saya sampaikan apresiasi kepada komunitas yang turut berkontribusi membangun kelas di pesantren ini,” kata dia dalam sambutan.
Dalam kesempatan itu ia pun mengapresiasi peran Dedi Taufik dan Oke Junjunan selaku Ketua Panitia yang bisa mengumpulkan donasi dari berbagai anggota lintas komunitas otomotif.
“Terimakasih Dedi Taufik yang mengingatkan bahwa hidup ini tidak duniawi. Saya senang, Dulu pak Oke saya terngiangnya waktu jadi pembalap. Alhamdulillah pak Oke mendorong teman komunitas menyisihkan hartanya untuk membangun pesantren,” jelas Bey Machmudin.
BACA JUGA: Ke Gedung Sate, Demokrat Tanyakan Kesediaan Bey Maju di Pilgub Jabar 2024
“Semoga ini menjadi amal kebaikan. Tentunya ini baik, bisa jadi nanti sebelum masuk komunitas, setiap calon anggota harus ada kegiatan keagamaan yang membantu masyarakat,” selorohnya.
Bey berharap semangat berbagi dan saling membangun ini terus menular. Menurut dia, pembangunan di sektor ekonomi, pendidikan hingga Kesehatan akan maksimal jika dilakukan dengan kolaborasi.
“Kolaborasi ini penting dan mudah-mudahan terus berkembang. Saya sudah melihat desain gedung sekolahnya bagus sekali. Mudah-mudahan cepat jadi. Sehingga anak santri bisa menikmati suasana belajar dengan baik. Saya harap para santri juga terisnpirasi dan menjadi pribadi yang berakhlak baik,” terang dia.
Di tempat yang sama, Dedi Taufik mengatakan selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat. Dalam kaitan pajak kendaraan bermotor, puluhan komunitas otomotif berkomitmen melakukan sosialisasi.
“Komunitas bisa menjadi mitra dalam sosialisasi pajak kendaraan bermotor, untuk meningkatkan komposisi sadar pajak. Minimal untuk anggota dan keluarganya hingga meluas kepada masyarakat umum,” terang dia yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bapenda Jabar.
“Tentu kalau dilihat dari sisi potensi, komunitas otomotif jelas memiliki kendaraan, baik roda empat dan roda dua. Jika dikalkulasi, anggota dari puluhan komunitas ini sangat banyak, ada IMI juga ikut serta,” Dedi melanjutkan.
Upaya lain dari sisi penindakan, pihaknya menggelar operasi gabungan dengan pihak kepolisian di 27 kabupaten kota.
Ade Muharam selaku Ketua Yayasan Ulul Abab menilai Gerakan sosial ini bisa melunturkan komunitas otomotif yang identic dengan hura-hura. Bantuan yang diberikan sangat bermanfaat bagi para santri.
Selama ini, ratusan santri yang berada di pesantren harus belajar di sebuah ruangan seperti saung. Jika hujan, kegiatan terpaksa dihentikan. Ia berharap, proses pembangunan kelas baru yang direncanakan dua lantai dengan enam ruangan itu bisa lancar.
“Komunitas otomotif memiliki kepedulian dan jiwa sosial, peduli dengan pendidikan. Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat. Ini sangat berarti bagi kami. Apalagi, pesantren ini kami khususkan untuk anak yang kurang mampu,” jelas dia.
Oke Junjunan memastikan semua aspek legalitas sudah dipenuhi untuk membangun kelas. Semua pengerjaan dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip professional dan akuntabilitas yang baik.
“Kami membuka ruang bagi pihak lain yang ingin menyumbang. Ini adalah kolaborasi tak hanya bagi komunitas tapi pengusaha dan lain-lain,” ucap Oke.
Dalam kegiatan tersebut, panitia mengadakan lelang kendaraan mobil klasik, motor matic hingga motor Harley Davidson yang semua hasilnya turut disumbangkan untuk pembangunan pesantren.
(Anthika Asmara)