BANDUNG,FOKUSJabar.id: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat serta Dinas Pendidikan kota/kabupaten menggelar rapat koordinasi, berkolaborasi dalam rangka menghambat kepunahan bahasa daerah.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud E Aminudin Aziz mengatakan, bahasa daerah dalam hal ini bahasa Sunda menjadi tanggungjawab bersama untuk dilestarikan. Kolaborasi menjadi kunci untuk menghambat dari kepunahan.
BACA JUGA:
KPU Kota Bandung Tegaskan Tak Ada Pelanggaran Administrasi Pemilu
Pelestarian bahasa daerah, kata dia, harus dilakukan secara rutin dan bersama-sama. Mulai dari pemerintah pusat, hingga daerah.
Aminudin berharap melalui koordinasi ini mampu menyamakan persepsi antara pusat dan daerah.
“Kita ingin menyamakan persepsi tentang kebijakan, terkait revitalisasi bahasa daerah. Evaluasi dari pengalaman sebelumnya, sehingga tidak ada kegamangan lagi untuk melaksanakan revitalisasi bahasa. Yang bertanggungjawab melestarikan bahasa, aksara, sastra daerah adalah pemerintah daerah,” kata Aminudin di Bandung, Minggu (17/3/2024).
UNESCO, kata dia, memprediksi separuh dari total tujuh ribuan bahasa di dunia bakal punah dalam 30 tahun ke depan. Termasuk di Indonesia yang diakuinya tidak akan luput mengalami kepunahan bahasa daerah.
“Kepunahan bahasa daerah adalah keniscayaan. Badan bahasa ingin memperlambat kepunahan itu. Sinergi dari pusat, daerah dan orangtua dalam keyakinan saya, akan memperlambat proses kepunahan itu,” kata dia.
Apalagi dengan tantangan global yang mengarah pada monolingualisme yang menurutnya menjadi ujian tambahan dalam upaya revitalisasi.
“Bahasa Inggris sedang dalam hegemoninya. Makanya persepsi harus disamakan, bagaimana memberikan peluang seluas-luasnya menggunakan bahasa daerah. Perlambatan kepunahan baru akan terwujud kalau terus dipakai,” kata dia.
BACA JUGA:
PJ Wali Kota Bandung Resmi Tunjuk Hikmat Ginanjar Jadi Plh Sekda
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Herawati mengatakan, kolaborasi bersama sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi penggunaan bahasa sunda agar bertahan dari kepunahan.
Herawati berharap ada solusi konkret yang dapat dihasilkan untuk diimplementasikan di Jawa Barat guna melestarikan bahasa Sunda.
“Mudah-mudahan dari diskusi kita hari ini bisa memberikan masukan untuk upaya bersama melestarikannya,” kata Herawati.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengatakan, sejauh ini pihaknya telah melakukan beragam upaya untuk melestarikannya.
Tidak hanya bahasa kata Hikmat, Pemkot Bandung juga melakukan upaya pelestarian budaya yang dilakukan setiap pekan. Dimana harapannya budaya Sunda terus terpelihara.
“Dengan membiasakan, In Syaa Allah akan menghambat kepunahan. Kota Bandung melakukan banyak hal, ada Kemis Nyunda dan itu telah ada Perda-nya. Lalu ada juga Festival Bandung Ulin, bagaimana dibudayakan secara massif kepada anak-anak,” ungkapnya.
Hikmat berharap, untuk mengakselerasi revitalisasi, pemerintah pusat dapat memberi kesempatan dengan membuka PPPK guru bahasa daerah.
Supaya ada pengajar secara khusus untuk mengajarkan bahasa daerah di sekolah-sekolah.
“Mudah-mudahan bisa dikomunikasikan dengan Kemenpan RB. Bagaimana bahasa daerah bisa lestasi, dengan gurunya diapresiasi,” kata Hikmat.
(LIN)