FOKUSJabar.id: Penerapan teknologi AI telah menjadi sorotan utama dalam pembahasan masa depan dunia kerja.
Riset terbaru dari European Central Bank (ECB) menyoroti dampaknya yang mungkin tidak membuat manusia menganggur, tetapi menimbulkan tantangan serius terkait gaji dan kualifikasi pekerja.
Sejak kepopuleran ChatGPT pada tahun 2022, kekhawatiran tentang dampak AI terhadap pekerjaan manusia telah menjadi topik hangat.
Banyak perusahaan teknologi yang mengalokasikan investasi besar-besaran untuk mengembangkan teknologi ini, mendorong ekonom untuk mencari cara memprediksi dampaknya terhadap bursa kerja.
Riset ECB, yang melibatkan sampel kondisi bursa kerja di 16 negara Eropa, menyajikan temuan menarik.
Meskipun ada kekhawatiran bahwa pekerjaan akan hilang dan tergantikan oleh AI, banyak perusahaan kesulitan menemukan karyawan yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.
Baca Juga: Pemanfaatan Teknologi AI di Google Docs
Hal ini menciptakan ketidaksesuaian antara kebutuhan pemberi kerja dengan skill set pencari kerja.
Buletin penelitian ECB menyoroti bahwa pekerjaan dengan keterampilan rendah hingga menengah tidak terlalu banyak menuntut penguasaan AI.
Namun, pekerjaan dengan keterampilan tinggi banyak yang sudah memberikan syarat terkait kemampuan AI.
Ini menunjukkan adanya pergeseran dalam tuntutan pasar tenaga kerja yang lebih menekankan pada keahlian terkait AI.
Meskipun demikian, hipotesis mengenai dampak AI terhadap gaji manusia masih belum dapat dipastikan sepenuhnya.
“Teknologi AI terus berkembang dan mengadopsi. Dampaknya mayoritas terlihat pada bursa kerja dan gaji. Namun, belum bisa kami pastikan,” demikian bunyi laporan ECB.
Sebuah laporan sebelumnya dari ECB telah membahas tentang “gelombang teknologi,” di mana komputerisasi yang meningkat dapat menghasilkan polarisasi pada bursa kerja untuk keterampilan menengah.
Ini menunjukkan bahwa ada perubahan dinamika dalam kebutuhan pasar tenaga kerja seiring dengan perkembangan teknologi.
Dengan demikian, sementara AI membuka pintu bagi pekerjaan baru, tantangan seputar kualifikasi dan pengakuan terhadap kemampuan AI masih menjadi isu yang perlu kita atasi.
Masyarakat dan pelaku industri perlu bersiap untuk menghadapi perubahan ini dengan meningkatkan keterampilan dan adaptabilitas.
Sehingga dapat memanfaatkan potensi positif yang oleh perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
(Erwin)