BANDUNG,FOKUSJabar.id: Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Telkom University (Tel-U) bekerjasama dengan Himpunan Lembaga Pelatihan Seluruh Indonesia (HILLSI) Kabupaten Bandung menggelar kegiatan pengabdian pada masyarakat (abdimas).
Abdimas bertajuk “Pelatihan Pengembangan Bisnis dan Promosi Online” ini diberikan kepada 20 peserta pemilik Lembaga Pelatihan dan Kursus (LPK) yang tergabung ke dalam HILLSI se-Kabupaten Bandung.
Dosen Prodi Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika (MBTI) Fetty Poerwita Sary menyebut bahwa LPK menjadi penting bagi lulusan SMU/SMK yang tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.
“LPK mampu mengembangkan kemampuan kerja lulusan dengan waktu singkat. Setelah lulus, mereka bisa segera mendapat pekerjaan,” kata Fetty Poerwita Sary, di Bandung.
BACA JUGA: Bantu SEIN Farm, Tel-U Ciptakan 14 Produk Inovasi
Pada pelatihan tersebut, para peserta diberikan pengetahuan tentang konsep pengenalan business model canvas (BMC) dan teori promosi online. Mereka juga langsung praktik simulasi pembuatan BMC dan promosi online dengan menggunakan keyword research dan Google Blog.
Untuk diketahui, hingga saat ini pengangguran masih menjadi problem sosial yang sulit terpecahkan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang per Februari 2023.
Jawa Barat menjadi provinsi kedua terbesar setelah Banten dengan angka pengangguran terbuka sebanyak 7,89 persen dan Banten 7,97 persen.
Selain Fetty, dua dosen lainnya, seperti Adhi Prasetio dan Nindya Dudija juga terlibat dalam kegiatan abdimas.
Adhi Prasetio mengatakan, ada kecendrungan bahwa LPK berperan sebagai solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran, menekan arus urbanisasi. Selain itu, dinamika organisasinya akan berdampak signifikan terhadap manfaat sosio-ekonomi bagi lulusannya.
Di sisi lain, jika LPK diarahkan untuk menghasilkan manfaat sosio-ekonomi yang lebih tinggi di daerah perdesaan, maka pendekatannya harus berbeda dengan LPK di perkotaan. Terlebih tingkat desentralisasi LPK di perkotaan cenderung positif dengan manfaat sosio-ekonomi yang diperoleh oleh para peserta didiknya.
“Uniknya, tren jumlah peserta didik yang terdaftar di LPK setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini belum menunjukkan kemajuan yang berarti atau mengalami perkembangan yang sangat lambat,” kata Adhi.
Menurut dia, perlu ada upaya serius untuk mengembangkan LPK-LPK ini. Perlu dipilih strategi yang tepat untuk mengembangkan lembaga kursus itu agar membawa manfaat lebih baik untuk LPK dan masyarakat pada umumnya.
Sementara itu, Nidya Dudija menyebut bahwa tujuan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) melalui Pelatihan Pengembangan Bisnis dan Promosi Online bagi para LPK untuk membantu meningkatkan kualitas LPK sesuai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan saat ini.
Ketua DPC HILLSI Kabupaten Bandung Adang Rosadi mengatakan bahwa untuk memperkuat kemandirian keuangan LPK, harus mampu memanfaatkan strategi pemasaran digital.
Pihaknya berharap hal itu bisa meningkatkan visibilitasnya secara online dan menarik lebih banyak peserta pelatihan baru. Sehingga LPK bisa meningkatkan pendapatan sendiri dan mengurangi ketergantungan pada bantuan dana dari pihak lain, termasuk pemerintah.
(LIN)