BANDUNG, FOKUSJabar.id: Tren investasi di wilayah Provinsi Jawa Barat terus mengalami peningkatan dan dan lokus investasinya semakin merata.
Setelah wilayah Bodebek dan Karawang yang sudah tidak diragukan dalam menyumbang investasi di Jawa Barat, juga kawasan Rebana yang semakin menggeliat, wilayah Jabar bagian selatan pun jadi wilayah yang tak ingin ketinggalan juga.
BACA JUGA:
JQR Diterjunkan untuk Bantu Masyarakat Terdampak Kebakaran TPA Sarimukti
Pembangunan akses jalan yang masif di kawasan Jabar selatan serta sejumlah event untuk mendorong investasi di kawasan yang disebut Arumanis ikut menjadi pendorong semakin menggeliatnya investasi di Jabar selatan.
“Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar mencatat sejak tahun 2018 hingga semester 1 tahun 2023, total investasi yang berhasil masuk ke wilayah Arumanis mencapai Rp27,186 triliun.” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Sabtu (26/8/2023).
Ia menyebutkan pada 2018, investasi hanya tercatat sebanyak Rp1,54 triliun kemudian terus meningkat. Tahun 2019 sebesar Rp2,34 triliun, tahun 2020 sebesar Rp3,27 triliun, dan tahun 2021 sebesar Rp4,51 triliun.
BACA JUGA:
Roda Pengangkut Sampah Antre di TPS Kota Bandung, Dampak TPA Sarimukti Kebakaran
Lonjakan investasi di kawasan Arumanis yang terdiri dari Kota/Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran dan Ciamis semakin terlihat di tahun 2022 pasca Covid-19 berakhir.
Investasi tahun 2022 tercatat melonjak menjadi Rp11,27 triliun dan pada 2023, jika melihat tren investasi bakal mencapai nilai yang sama bahkan melebihi tahun 2022. Semester 1 tahun 2023, nilai investasi Arumanis sudah mencapai Rp4,22 triliun.
“Kabupaten Sukabumi menjadi kawasan Arumanis dengan investasi dominan. Lebih dari separuhnya, tepatnya senilai Rp15,93 triliun,”ucapnya.
“Kemudian tertinggi kedua Kabupaten Cianjur senilai Rp4,79 triliun, dan ketiga Kabupaten Garut senilai Rp4,65 triliun,” kata dia menambahkan.
Sementara sektor yang paling diminati investor di kawasan Arumanis adalah transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi senilai Rp7,12 triliun.
Industri kulit dan alas kaki menjadi incaran kedua investor dengan nilai investasi Rp4, 33 triliun. Ketiga adalah industri makanan dan minuman senilai Rp3,94 triliun.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, pembangunan kawasan Jabar selatan sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021. Perpres yang juga menaungi percepatan pembangunan kawasan Rebana.
Melalui perpres itu telah ditetapkan anggaran senilai Rp157 triliun untuk 81 program infrastruktur dasar di Rebana dan Jabar selatan.
Pembangunan jalan tol yang menghubungkan Jabar selatan juga sudah disiapkan. Jika terealisasi, maka akan menjadi jalan tol terpanjang yang ada di Jabar sepanjang 206 KM dengan rute dari Bandung Gedebage – Garut – Tasikmalaya – Ciamis – Banjar – Pangandaran – Cilacap.
Event seperti Cycling de Jabar juga menjadi salah satu upaya mengangkat potensi Jabar selatan, khususnya di bidang pariwisata.
“Semua jenis keindahan, ada sawah, air terjun, laut, jalan, insyaallah mulus. Mudah-mudahan sambil meraih prestasi, hati gembira keliling dan healing di Jabar selatan,” pungkas Ridwan Kamil.
(Budiana Martin/Anthika Asmara)