MAJALENGKA,FOKUSJabar.id: Literasi memiliki peran penting sebagai pondasi utama untuk menciptakan negara produsen. Hal tersebut disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) di MA Unggulan Amanatul Ummah 2 Kec. Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat, Minggu (18/6/2023).
“Negara produsen adalah negara yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki keterampilan tinggi dalam berbagai bidang. Literasi adalah kunci dalam membangun fondasi tersebut,” kata Syarif Bando.
Kepala Perpusnas menekankan, literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis. Namun juga melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap informasi dan pengetahuan, serta mengimplementasikannya menjadi barang dan jasa.
“Literasi harus mencakup kemampuan kritis, analitis, dan kreatif dalam mengolah informasi. Hal ini penting dalam menghadapi perubahan global dan mendorong inovasi di berbagai sektor,” dia menambahkan.
![fokusjabar.id literasi perpusnas pergunu](https://fokusjabar.id/wp-content/uploads/2023/06/Rakernas-V-Persatuan-Guru-Nahdlatul-Ulama-Pergunu-di-MA-Unggulan-Amanatul-Ummah-2-Kec.-Leuwimunding-Majalengka-Minggu-3-jpeg.webp)
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, kata Syarif Bando, belum mampu diolah dengan baik. Ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat belum mampu diimplementasikan secara optimal sehingga tidak dapat memanfaatkan potensi sepenuhnya.
“Indonesia adalah negara yang sangat kaya namun kekayaan itu hanya sebatas kekayaan materi. Belum mampu mengolahnya dengan baik,” kata dia.
Menurutnya, penggunaan teknologi canggih yang berkualitas harus didasarkan pada pengetahuan yang memadai. Tanpa memiliki pengetahuan yang memadai, sulit bagi Indonesia untuk mencapai kemajuan yang diinginkan.
“Pengetahuan memiliki peranan yang sangat penting. Kita harus membaca dan terus meningkatkan pengetahuan agar dapat menghadirkan fitur-fitur teknologi canggih. Tidak ada jalan pintas, kita harus terus belajar untuk terus maju,” Syarif Bando menuturkan.
Dia mengatakan, bangsa yang cerdas adalah bangsa yang mampu dengan cepat menggali informasi dan mengimplementasikannya dengan baik. Kecepatan dalam menggali informasi dan mampu menerapkannya, menjadi kunci agar Indonesia dapat bertahan dan menjadi bangsa yang besar.
“Untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan, Perpusnas menghadirkan aplikasi Bintang Pusnas yang berisikan bahan bacaan pendidikan yang didukung Kemendikbud, Kemenag, jurnal ilmiah, iPusnas dan lainnya,” kata Syarif Bando yang menyerahkan kartu keanggotaan kehormatan kepada Ketua Umum PP Pergunu, Prof. DR. Asep Saefuddin pada kesempatan tersebut.
BACA JUGA: HDCI dan Ormas Motor se Bandung Kumpul di Pusdai
![fokusjabar.id literasi perpusnas pergunu](https://fokusjabar.id/wp-content/uploads/2023/06/Rakernas-V-Persatuan-Guru-Nahdlatul-Ulama-Pergunu-di-MA-Unggulan-Amanatul-Ummah-2-Kec.-Leuwimunding-Majalengka-Minggu-4-jpeg.webp)
Saefuddin menyatakan, terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan dalam pendidikan. Yakni guru yang baik dan sistem yang kompetitif.
Saefuddin menekankan pentingnya menganalisis untuk bisa menciptakan sistem pendidikan yang kompetitif. Guru tidak boleh berhenti dalam menjelaskan hingga siswa benar-benar paham, sementara siswa harus terus bertanya sampai mereka benar-benar memahami.
Guru yang kompetitif, lanjut dia, harus dapat menjadi teladan bagi muridnya. Tidak hanya menguasai kompetensi, tetapi juga bertanggung jawab dalam mentransfer kurikulum secara menyeluruh kepada muridnya, menjadi teladan bagi mereka, dan harus menguasai informasi.
“Untuk mencapai hal tersebut, kehadiran Perpusnas sangat membantu dalam memperkaya diri melalui penguasaan informasi,” kata Saefuddin.
(Ageng)