BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menganggarkan dana hingga Rp6.7 miliar untuk perjalanan dinas biasa dan kunjungan kerja ke luar negeri (kunker).
Berdasarkan data anggaran yang tercantum pada website Sistem Informasi Program Pengadaan Umum atau pada SiRup LKPP, tercatat ada anggaran perjalanan dinas sekretariat daerah Pemkot Bandung dengan nama “Belanja Perjalanan Dinas Biasa & Luar Negeri”.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Beri Uang Saku Atlet SEA Games Kamboja 2023
Dalam situs tersebut, tercatat pagu anggaran untuk perjalanan dinas tersebut ditetapkan pada Januari 2023 dengan total anggaran mencapai Rp6.755.256.705 miliar yang berlaku selama satu tahun hingga Desember 2023.
Selain itu, dari data yang tertera pada sirup LKPP terlihat sumber pendanaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Berdasarkan informasi yang telah dihimpun, anggaran perjalanan dinas itu nantinya akan digunakan oleh Kepala Daerah dan jajaran pejabat Pemkot Bandung untuk melakukan kunjungan kerja.
Adapun beberapa negara yang tercatat akan dikunjungi mulai dari Korea Selatan, Finlandia, Jerman, Singapore, Malaysia, Australia, Thailand, Jepang hingga Inggris.
BACA JUGA: Plh Wali Kota Bandung: Pendidikan Pilar Utama, Tanpanya Dunia Akan ‘Gelap’
Secara rinci, anggaran Rp6,7 miliar tersebut terbagi menjadi 67 paket. Adapun untuk paket dengan anggaran tertingginya mencapai Rp326.179.730 juta dengan kode MAK4.01.02.2.04.02.5.1.02.04.02.0001.8.1.0.20.40.20.001.01600.
Sedangkan, untuk paket dengan anggaran terendahnya yaitu Rp15.459.600 dengan kodeMAK4.01.02.2.04.02.5.1.02.04.02.0001.8.1.0.20.40.20.001.01614.
Dalam data tersebut, turut dijelaskan anggaran sebesar Rp6,7 miliar tersebut akan digunakan untuk pembelian tiket pesawat ekonomi dan bisnis.
Selain itu, anggaran tersebut digunakan untuk uang saku perjalanan dinas luar negeri (PDLU) untuk pejabat golongan A hingga golongan D.
Sebagai perbandingan, anggaran perjalanan dinas biasa dan luar negeri tersebut jauh lebih besar dibandingkan penanganan banjir yang ada di kawasan Cibaduyut.
Banjir yang selalu menggenang di kawasan tersebut hingga menyebabkan kemacetan berjam-jam itu hanya mendapatkan jatah anggaran Rp2.566.598.000 miliar untuk pembangunan rumah pompa Cibaduyut.
Begitupun pembangunan rumah pompa Leuwipanjang yang mendapatkan anggaran Rp2.534.619.335 yang tak jauh berbeda dengan pembangunan rumah pompa Cibaduyut.
Padahal, warga sudah sering mengeluhkan efek banjir akibat genangan yang selalu terjadi di kawasan tersebut ketika turun hujan.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)