Kamis 12 Desember 2024

60 Orang meninggal Dibantaian Teroris di Burkina Faso

JAKARTA,FOKUSJabar.id: Sebanyak 60 warga sipil tewas oleh pria yang mengenakan seragam militer di sebuah desa di Burkina Faso utara, kata seorang jaksa setempat pada Minggu (23/4/2023).

Jaksa mengatakan, penyelidikan telah diluncurkan setelah serangan di desa Karma di provinsi Yatenga di perbatasan dekat Mali.

Daerah tersebut merupakan daerah yang dikuasai oleh kelompok ekstrimis yang berkoalisi dengan Al Qaeda dan ISIS. Belum diketahui motif khusus serangan terbaru oleh ekstrimis tersebut.

Desa Karma sendiri berada di dekat perbatasan Mali dan menjadi tempat kerja bagi banyak penambang emas ilegal. Menurut warga setempat yang selamat, ada lebih dari 100 orang dengan sepeda motor dan truk pikap menyerang desa tersebut.

The Guardian memberitakan, Belasan orang dibunuh oleh orang-orang yang mengenakan seragam militer.

“Sekitar 60 orang tewas oleh orang-orang yang mengenakan seragam angkatan bersenjata nasional kita” kata jaksa pengadilan tinggi Ouahigouya, Lamine Kabore, pada Minggu (23/4/2023).

“Yang terluka telah dievakuasi dan saat ini dirawat di fasilitas kesehatan kami,” katanya dalam sebuah pernyataan. Jaksa menambahkan bahwa para pelaku telah “mengambil berbagai barang”.

BACA JUGA: Pelatih Persib Pastikan Kondisi Tim Kondusif

Sejak 2022, serangan oleh kelompok bersenjata terhadap warga sipil telah meningkat, dilansir India Today. Para teroris tak dikenal menewaskan 40 orang dan melukai 33 lainnya dalam serangan terhadap tentara dan pasukan sukarelawan di wilayah yang sama di Burkina Faso utara dekat Ouahigouya pada 15 April 2023 lalu.

Kerusuhan di wilayah tersebut dimulai di Mali pada 2012, ketika kaum ekstrimis meluncurkan pemberontakan separatis Tuareg. Kekerasan sejak itu menyebar ke Burkina Faso dan Niger, menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari 2,5 juta orang mengungsi.

Pertumpahan darah juga terjadi sepekan sebelumnya. Sebanyak 34 sukarelawan pertahanan dan enam tentara tewas dalam serangan oleh tersangka jihadis di dekat desa Aorema, sekitar 15 kilometer dari ibu kota provinsi, Ouahigouya.

Menindaklanjuti serangan terbaru, junta militer Burkina Faso mendeklarasikan mobilisasi tinggi untuk memerangi para jihadis, khususnya yang berafiliasi dengan al-Qaida dan kelompok Negara Islam.

Keputusan tersebut menyatakan bahwa siapa pun yang berusia di atas 18 tahun dan sehat secara fisik yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata, akan “dipanggil untuk mendaftar sesuai dengan kebutuhan yang diungkapkan oleh otoritas yang kompeten”.

Pemerintah Burkina Faso telah mengumumkan rencana untuk merekrut 5 ribu tentara lagi untuk memerangi pemberontakan yang mencengkeram Burkina Faso sejak 2015 lalu.

Ibrahim Traore, presiden transisi Burkina, telah menyatakan tujuan untuk merebut kembali 40 persen wilayah negara yang dikuasai oleh para jihadis.

Aksi teror di Burkina Faso sendiri telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang, tulis The Guardian. Selain itu, teror tersebut membuat 2 juta orang mengungsi dari rumah mereka.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img