BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian mengimbau warga berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Sebab pada bulan puasa justru makanan akan semakin berlimpah.
“Akhirnya makanan itu tidak dibuang, tapi disimpan dan dihangatkan berkali-kali. Sampai sebetulnya sudah tidak boleh lagi dikonsumsi karena sudah rusak makanannya, vitaminnya juga sudah tidak ada. Jadi jangan menumpuk makanan berlebihan meskipun sebagian jenis makanan ada yang aman untuk ditaruh di kulkas. Tapi, tetap ada batas kadaluarsanya.Malah sudah ada bakteri yang bisa menyebabkan penyakit,” kata Anhar Selasa (21/3/2023).
Oleh karena itu, Pihaknya mengajak agar masyarakat Kota Bandung meningkatkan daya tahan tubuh saat menjalani puasa Ramadan.
BACA JUGA: Selama Ramadhan, Sejumlah Tempat Hiburan Malam di Kota Bandung Dilarang Beroperasi
“Apalagi sekarang cuaca tidak menentu. Kadang hujan besar, kadang panas. Kuncinya meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau tidak, kita mudah terserang berbagai penyakit,” katanya.
Menurutnya, salah satu penyakit yang sering diidap pada musim pancaroba adalah flu dan diare. Bahkan, ada potensi seperti DBD yang juga harus diwaspadai.
Selain itu, Anhar imbau warga berhati-hati dalam mengonsumsi makanan. Sebab pada bulan puasa justru makanan akan semakin berlimpah.
“Akhirnya makanan itu tidak dibuang, tapi disimpan dan dihangatkan berkali-kali. Sampai sebetulnya sudah tidak boleh lagi dikonsumsi karena sudah rusak makanannya, vitaminnya juga sudah tidak ada. Malah sudah ada bakteri yang bisa menyebabkan penyakit,”ucapnya.
Sebab, biasanya warga merasa sayang untuk membuang makanan yang tersisa. Padahal secara kualitas sudah ‘rusak’ dan tidak layak makan.
BACA JUGA: Dinkes Kota Bandung Ingatkan Ancaman Penyakit
“Jangan menumpuk makanan berlebihan. Kemudian jangan konsumsi makanan yang sudah ‘rusak’. Sebagian jenis makanan ada yang aman untuk ditaruh di kulkas. Tapi, tetap ada batas kadaluarsanya,” kata dia.
Anhar menambahkan, terkait kondisi Covid-19 di Kota Bandung saat ini kasus Covid-19 sudah sangat melandai. Semua indikatornya pun melandai. Rumah sakit juga sudah hampir kosong.
“Penyintasnya pun tidak ada yang sampai sakit parah. Hanya sedang atau ringan. Malah sebagian besar itu ringan. Jadi, masyarakat sudah boleh buka bersama,” ujarnya.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)