BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ketua Forum Koordinasi Desain Penataan Daerah (Forkodetada) Jawa Barat (Jabar), Holil Aksan Umarzen angkat bicara soal nasib 1.700 guru honorer yang bertugas di SMA Terbuka.
Menurut informasi yang Dia terima, sekitar 1.700 guru honorer SMA Terbuka se-Jawa Barat tidak dibayar insentifnya selama satu tahun.
Termasuk tenaga pendidik yang ada di Kabupaten/Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Garut.
BACA JUGA: Digaet Partai Golkar, Holil Aksan Umarzen Makin Dikenal Masyarakat
Terkait hal itu, Holil Aksan meminta Gubernur Jabar, Ridwan Kamil memperhatikan kesejahteraan Mereka.
“Kesejahteraan Mereka harus diperhatikan. Kasihan Mereka bekerja tanpa menerima gaji,” kata Ketua Umum (Ketum) Paguyuban Masyarakat Garut Utara (PM Gatra), Jumat (17/3/2023).
Dewan Penasehat Kumpulan Wargi Sukapura (KSW) Kabupaten Tasikmalaya ini berharap, Gubernur Jabar memberikan insentif tambahan kepada Mereka.
Pasalnya, guru honorer merupakan bagian yang penting untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Jadi Mereka bukan hanya dibayar saja. Tetapi ada insentif tambahan,” pinta Holil Aksan.
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Holil Aksan Umarzen, Dewan Penasehat KWS Puseur Tasikmalaya
Bacaleg DPRI Dapil Jabar XI dari Partai Golkar ini mengaku, sudah bertemu dengan guru honorer SMA Terbuka asal Kabupaten Garut.
Mereka curhat sudah satu tahun tidak mendapatkan anggaran secara khusus dari Pemprov Jabar.
Sebelumnya FOKUSJabar mengabarkan, Holil Aksan Umarzen berjanji, jika terpilih (lolos) menjadi legislator Senayan bakal lebih fokus memperjuangkan pemekaran delapan Calon Daerah Otonomi Baru (CDOB) yang kini proses pengajuannya sudah sampai di tingkat pusat.
BACA JUGA:
Digaet Partai Golkar, Holil Aksan Umarzen Makin Dikenal Masyarakat
Ke-delapan CDOB yang diusulkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar yakni, Kabupaten Bogor Barat, Sukabumi Utara, Garut Selatan (Garsel), Garut Utara (Gatra), Bogor Timur, Indramayu Barat, Cianjur Selatan dan Kabupaten Tasikmalaya Selatan.
Menurut Holil, Jawa Barat merupakan sebuah provinsi terbesar di Indonesia. Jumlah penduduknya sudah mencapai 50 juta jiwa yang tersebar di 27 Kabupaten/Kota.
Kondisi tersebut menjadi salah satu kendala dalam percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.
(Bambang Fouristian)