BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sejumlah peniliti University of Oxford (Universitas Oxford) mencatat Indonesia menjadi penymbang sampah plastik terbesar di pesisir pantai-pantai Seychelles.
Penelitian tersebut tertuang dalam jurnal Marine Pollution Bulletin edisi Februari 2023.
News 9 Live memberitakan, penelitian ini memakai model resolusi tinggi dalam riset yang menggunakan data sejak 2007-2022.
Model tersebut mensimulasikan pergerakan sampah plastik di seluruh lautan yang ada di dunia dengan menggunakan data tentang arus laut, ombak, dan angin, serta sampah plastik yang memasuki lautan dari pesisir, sungai, dan perikanan.
Penelitian dilakukan dalam 27 tempat yang ada di Seychelles dan sejumlah pulau Samudra Hindia bagian barat.
Dari penelitian ini, Indonesia terbukti menyumbang sampah plastik berbasis darat di pantai-pantai salah satu negara terkecil di dunia yang terdiri dari sekitar 115 pulau tersebut.
Sampah kiriman dari Indonesia itu antara lain botol, sandal, dan barang-barang rumah tangga berukuran kecil. Malaysia, Thailand, dan Cina, juga mengirimkan sampah ke destinasi wisata yang indah tersebut.
Kumpulan sampah mendarat di pesisir Seychelles setelah mengapung di laut selama enam bulan. Parahnya, ada yang lebih dari dua tahun dan belum membusuk.
Sampah itu di dorong embusan angin, puncak kedatangannya pada akhir musim barat laut, pada periode Maret dan April.
Peneliti mengungkapkan, akumulasi sampah plastik ini diperkuat dengan adanya peristiwa El Nino–Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) atau Indian Niño.
Riset ini adalah studi pertama yang menghasilkan estimasi kuantitatif sumber sampah plastik di Seychelles dan pulau-pulau terpencil lain di Samudera Hindia bagian barat.
(Agung)