BANDUNG,FOKUSJabar.id: Suksesi kepemimpinan KONI Jawa Barat tinggal menghitung hari atau tepatnya akan ditetapkan pada 22 Desember 2022. Figur bakal calon Ketua Umum KONI Jabar periode 2022-2026 pun mulai muncul dan ramai diperbincangkan, salah satunya M. Budiana.
Sosok M. Budiana bukan nama yang asing dalam dunia olahraga di Jabar. Puluhan tahun, tepatnya sejak tahun 2000-an, Budiana sudah berkutat dalam pembinaan olahraga prestasi di wilayah Jabar.
Seperti yang diungkapkan Arif Hardiana, salah seorang pegiat/praktisi di cabang olahraga karate. Arif yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua II Bidang Pembinaan dan Prestasi FORKI Jabar mengaku sudah sangat mengenal seorang sosok M. Budiana yang saat ini mengemban amanah sebagai Ketua Harian KONI Jabar dan Pengprov ESI Jabar.
“Sekitar tahun 2004, saya sudah bersama-sama beliau membina olahraga karate di Kabupaten Bandung. Saya sebagai binpres dan beliau menjadi Ketua Harian di kepengurusan FORKI Kabupaten Bandung,” Arif menceritakan.
Selama bekerjasama dan berkolaborasi melakukan pembinaan cabang olahraga karate di Kabupaten Bandung, Arif menuturkan jika M. Budiana merupakan sosok yang humble namun tegas dalam memutuskan hal yang krusial dan memiliki kredibilitas tinggi. Sosok M. Budiana pun dinilainya sangat piawai dalam berorganisasi.
“Kapasitas beliau dalam berorganisasi, termasuk di bidang olahraga, sudah sangat terbukti. Saat itu, beliau pun menjabat sebagai Wakil Ketua I KONI Kabupaten Bandung. Bukti dari keberhasilan beliau dalam pembinaan olahraga prestasi plus organisasi, Kabupaten Bandung mampu menjadi juara umum di cabang olahraga karate pada Porda tahun 2006. Terlepas dari kerja keras semua pihak, beliau punya peran penting dan sentral,” Arif menuturkan.
Arif mengatakan, sosok M. Budiana merupakan figur yang tepat dalam memimpin KONI Jabar melanjutkan kepemimpinan Ahmad Saefudin. Terlebih, Jabar bertekad untuk mencetak hattrick juara umum pada PON XXI tahun 2024 mendatang di Sumatera Utara dan Aceh.
“Dalam olahraga ada slogan yang berbunyi ‘Don’t change the winning team’. Ini pula yang terjadi di KONI Jabar, setelah berhasil meraih dua kali juara umum PON saat kepemimpinan Ahmad Saefudin, jika ingin mencetak hattrick maka harus ada kesinambungan terutama dari sisi kepemimpinan. Karena kalau dipegang figur yang baru mengenal organisasi KONI Jabar, ya akan sulit beradaptasi apalagi dari sisi waktu sudah sangat mepet karena di tahun 2023 sudah mulai babak kualifikasi. Memimpin KONI itu tidak sama dengan memimpin cabang olahraga,” kata Arif.
BACA JUGA: Utusan AS untuk LGBT Batal Datang ke Indonesia
Kelebihan lain dari sosok seorang M. Budiana, lanjut Arif, yakni latar belakangnya sebagai seorang akademisi. M. Budiana yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpas diyakini mampu menciptakan inovasi-inovasi maupun kolaborasi secara ilmiah keilmuan.
“Saat ini, pembinaan dalam olahraga prestasi membutuhkan sentuhan keilmuan atau sport science. Tidak hanya cukup dengan program latihan. Saya yakin Pak Budiana mampu menghadirkan itu karena latar belakangnya dari akademisi dan dipastikan akan berkolaborasi dengan pihak terkait yang ahli dalam hal sport science, Jabar kan punya FPOK UPI,” dia menambahkan.
Selain itu, kata Arif, sejarah membuktikan jika sosk ketua dengan latar belakang diluar birokrasi mampu membuktikan hadirnya prestasi di level nasional. Dalam tiga periode kepemimpinan di KONI Jabar, ketua umum dengan latar belakang non-birokrat berhasil melahirkan pondasi pembinaan olahraga prestasi di Jabar yang terus meningkat dan menjadi barometer pembinaan olahraga di Indonesia.
“Pengelolaan organisasi di keolahragaan dengan birokrasi itu berbeda. Kolaborasi dengan pihak birokrasi seperti pemerintah dan legislatif memang perlu, tapi tidak secara otomatis juga di sisi kepemimpinan harus dipegang oleh mantan birokrat. Bahkan di level kecaboran, banyak yang dipegang birokrat tapi dari sisi organisasi atau prestasi tidak menunjukkan hal yang baik. Mau diakui atau tidak, tapi itulah fakta yang terjadi. Sejarah telah membuktikannya,” Arif menegaskan.
Pendapat lain diungkapkan pegiat/praktisi cabang olahraga bola voli, Agus Djuamaedi. Pengurus Pengprov PBVSI Jabar sekaligus Ketua Klub PBV Pasundan ini menyebut jika M. Budiana sebagai figur yang memiliki integritas tinggi serta capable untum melanjutkan kepemimpinan Ahmad Saefudin di KONI Jabar empat tahun kedepan.
“Pak Budiana pun sudab terbukti dari sisi pengelolaan maupun manajemen organisasi keolahragaan, apalagi saat ini menjabat sebagai Ketua Harian KONI Jabar. Beliau sosok yang tepat untuk menjadi Ketua Umum KONI Jabat kedepan,” kata eks atlet bola voli Jabar dan nasional yang akrab disapa Boy ini.
Keberlanjutan kepemimpinan KONI Jabar dari Ahmad Saefudin kepada M. Budiana, dinilainya akan memberikan banyak keuntungan. Pasalnya, target Jabar untuk mencetak hattrick juara umum PON di Sumut dan Aceh pada tahun 2024 mendatang bukan tugas yang mudah terlebih dengan kehilangan 30 persen potensi medali emas dari atlet-atlet Jabar yang ‘pensiun’ untuk 2024 mendatang.
“Jika ada perombakan besar-besaran dengan tidak berjalannya keberlanjutan kepemimpiman, ini akan menambah kesulitan bagi Jabar mewujudkan target hattrick juara umum PON. Kebijakan dan landasan pembinaan yang sudah diprogramkan akan sulit berjalan jika kepemimpinan KONI Jabar ini dipegang orang-orang yang baru karena dipastikan akan ada kebijakan lain sementara waktu sudan sangat mepet karena tahun 2023 dihadapkan pada babak kualifikasi,” dia menjelaskan.
Sementara mantan atlet tinju Jabar, Dadan Amanda berharap, ketua umum KONI Jabar kedepan bisa melanjutkan prestasi yang sudah diraih sebelumnya. Yakni dengan mencetak hattrick juara umum di PON XXI tahun 2024 mendatang di Sumut dan Aceh.
“Siapapun nanti yang jadi Ketua Umum KONI Jabar, yabg terpenting adalah mampu mempertahankan juara umum PON. Intinya, bisa membawa pembinaan olahraga prestasi di Jabar ini lebih baik dan lebih baik,” kata peraih 3 medali emas berturut-turut di ajang PON ini.
(Ageng)