BEKASI,FOKUSJabar.id: DPRD Provinsi Jawa Barat sangat menyayangkan jika Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) VI Jabar hanya menjadi ajang mengejar prestise kedaerahan tanpa mengindahkan proses pembinaan. Hal ini seiring dengan keterlibatan atlet-atlet asal luar Jabar di ajang multieven olahraga bagi kaum disabilitas ini.
Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jabar, Abdul Hadi Wijaya mengatakan, pihaknya mendapatkan banyak laporan hingga keluhan terkait pelaksanaan Peparda VI Jabar di Kabupaten Bekasi. Baik dari atlet secara langsung maupun ofisial kontingen kabupaten/kota peserta.
“Sebenarnya saat pembukaan, saya sangat mengapresiasi dengan acara yang keran, humanis, dan atlet disabilitas ini benar-benar ‘diorangkan’. Saya sangat terharu, termasuk saat Ketua NPI Jabar menyatakan ‘Jangan lihat apa yang hilang dari tubuhmu, tapi apa yang tersisa di tubuhmu dan maksimalkan itu’. Telepas dari itu, justru banyak permasalahan yang terjadi di lapangan seperti yang dilaporkan dan dikeluhkan atlet maupun ofisial kontingen,” kata legislator yang akrab disapa Gus Ahad, Jumat (25/11/2022).
Saat melakukan pemantauan langsung pertandingan ke beberapa venue, Gus Ahad bertemu secara langsung dengan atlet maupun ofisial kontingen. Pihaknya pun menerima banyak keluhan dan laporan.
BACA JUGA: Laga Uji Coba, Persib Akan Berhadapan Dengan Persikabo
Salah satu informasi yang diterima terkait atlet non-disabilitas yang ikut bertanding dengan atlet disabilitas di ajang Peparda VI Jabar tahun 2022. Kondisi tersebut sangat tidak pantas dan sangat miris dengan kondisi tersebut.
“Saya bahagia dengan pernyataan Kang Supri (Ketua Umum NPCI Jabar) yanga akan memberikan sanksi hingga membekukan kabupaten/kota yang melakukan hal tidak pantas itu. Prinsipnya, penilaian dari kesuksesan pelaksanaan Peparda VI Jabar ini adalah dari sisi klasifikasi dan keabsahan atlet,” Gus Ahad menegaskan.
Selain itu, Gus Ahad pun menerima laporan terkait keterlibatan atlet-atlet asal luar Jabar di ajang Peparda VI. Pihaknya pun sangat menyayangkan kondisi tersebut karena Peparda VI Jabar menjadi ajang untuk pembentukkan kerangkan tim Peparnas XVII.
“Ini jadi kekhawatiran saya kenapa banyak keikutsertaan atlet luar Jabar. Kalau memang mau, silakan tapi harus jadi bagian Jabar saat terpilih jadi tim Peparnas. Tapi kalau mereka memanipulasi keabsahan, ikut disini (Peparda) tapi saat selesai justru mereka balik ke daerah asalnya. Ini harus ketegasan dari induk organisasi NPCI karena bisa membuat pembinaan hancur,” dia menegaskan.
Sebagai wakil rakyat, kata Gus Ahad, sudah selayaknya pihaknya mengawal bagaimana dana dari rakyat dibelanjakan sebagai tugas anggota DPRD. Jika ada penyimpangan dari dana rakyat tersebut, pihaknya akan melakukan mengkritisi agar dipergunakan sesuai sasaran.
“Kami harap NPCI ini kembali ke khitah awal untuk melakukan pembinaan bagi atlet disabilitas. Pastikan atlet terbaik di kelasnya di ajang Peparda VI Jabar ini bisa ikut serta di Peparnas atas nama Jabar. Pakta Integritas yang diteken atlet itu harus berdasarkan fakta yang disertai integritas, kalau tidak disertai itu ya percuma,” kata dia.
BACA JUGA: NPCI Jabar Akan Bekukan Kabupaten/Kota yang Pakai Atlet Non-Disabilitas di Peparda VI
(Ageng)