JAKARTA,FOKUSJabar.id: Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi unjuk rasa terkait 8 tahun kegagalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin indonesia.
Koordinator Pusat BEM SI, Muhammad Yuza Augusti, menuturkan mahasiswa sudah mulai muak dengan sikap pemerintah, lantaran tak mendengar aspirasi masyarakat.
“Mulai hari ini dan seterusnya, kami akan terus tutup telinga. Kalian tidak pernah mendengar kami, kami tidak akan mendengar kalian,” kata dia, di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2022).
BACA JUGA: Tito dan Idham Aziz Tak Ikut Pertemuan Eks Kapolri dengan Listyo Sigit, Ada Apa?
“Semua perintah kalian kami tidak akan dengarkan, kami sudah capek minta didengarkan. Lebih baik kami tutup telinga kita,” sambungnya, seperti dilansir IDN.
Yuza mengatakan, dalam aksi yang digelar bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ini, pemerintah kembali tak menanggapi tuntutan mahasiswa.
“Pada hari ini 28 Oktober 2022, mahasiswa kembali turun, dan kami capkan, kami tidak mendapat jawaban sama sekali,” kata dia.
Mahasiswa mulai berdatangan sekira pukul 15.15 WIB ke titik lokasi di Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Namun mahasiswa yang hadir justru menyampaikan aspirasi tidak di tempat yang disediakan. Mereka menggelar aksi di lingkaran air mancur patung kuda, tepat di depan Gedung Indosat.
Aksi tersebut membuat jalan tersendat, hingga akhirnya aparat kepolisian mencoba mengamankan massa supaya tak menganggu lalu lintas.
“Lalu lintas hanya tersendat beberapa jam saja, tapi rakyat kita sengsara bertahun-tahun,” kata mahasiswa di atas mobil komando.
Kemudian aksi dorong-mendorong antara aparat kepolisian dengan mahasiswa tak terelakkan. Akibatnya, kaki sejumlah aparat kepolisian yang mencoba mengamankan massa tampak terlindas ban mobil yang melintas. Beberapa wajah aparat tampak kesakitan usai kakinya secara tak sengaja terlindas mobil.
Yuza mengatakan, saat ini Indonesia sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.
“Hari ini Indonesia sedang tidak baik-baik saja,” kata dia, dalam keterangan tertulis.
Yuza menuturkan, pemerintahan Presiden Jokowi yang berkuasa selama delapan tahun, perlu dipertanyakan keberhasilannya. Menurut dia, Jokowi sebagai presiden telah gagal melaksanakan agenda reformasi.
“Masa kepemimpinan Presiden Jokowi selama 8 tahun perlu dipertanyakan, Presiden telah gagal melaksanakan seluruh agenda reformasi. Ini bukti nyata 8 tahun kegagalan Jokowi,” ujar dia.
(Agung)