BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat optimis jika tingkat investasi di Jabar akan terus mengalami peningkatan. Saat negara-negara di dunia telah dan masih mengalami guncangan ekonomi akibat Covid-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru masih bisa mencapai 5.01 persen.
Ketua DPP Apindo Jabar, Ning Wahyu Astutik mengatakan, pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi di begitu banyak negara di dunia terpuruk. Ditambah dengan perang antara Rusia dan Ukraina yang semakin mempersulit keadaan dan membuat harga sumber daya energi naik, komoditas ikut naik sehingga berimbas pula pada kenaikan harga-harga lain.
“Tapi Indonesia, secara luar biasa, tidak hanya untuk bertahan tetapi juga bertumbuh. Ditengah kesulitan yang mendera negara-negara di dunia, pertumbuhan ekonomi kita masih bisa mencapai 5.01 persen, diatas pertumbuhan ekonomi negara-negara maju di dunia,” kata Ning Wahyu usai acara Halal Bihalal dan Rapat Kerja Konsultasi Provinsi (Rakerkonprov) XXI Tahun 2022 DPP Apindo Jabar di el Royal Hotel, Jalan Merdeka Kota Bandung, Senin (6/6/2022).
Ning Wahyu menambahkan, Amerika Serikat yang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat menjanjikan di kuartal keempat tahun 2021 yang sempat menyentuh 6,9 persen justru terjun bebas pada kuartal pertama tahun 2022 dengan mengalami kontraksi hingga 1,4 persen. Lalu Cina yang mencapai angka 4,8 persen di kuartal pertama tahun 2022, Inggris yang tumbuh di angka 0,8 persen pada kuartal pertama 2022, Singapura 3,4 persen, Korea Selatan 3,07 persen, Jerman mengalami mengalami perlambatan 1.5 persen dan Jepang yang turun 1 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada diatas negera-negara maju tersebut. Bahkan lembaga dunia seperti IMF, OECD, dan World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun sebesar 5 sampai 5,4 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global,” Ning menuturkan.
BACA JUGA: Polda Jabar Jamin Keamanan Investasi
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, Ning mengaku cukup optimis dengan pertumbuhan ekonomi di Jabar. Di semester kedua tahun 2022, nilai investasi di Jabar diprediksi sudah mulai bangkit.
“Di tahun 2021, Jabar ini sudah paling tinggi nilai investasinya. Di tahun ini, banyak investor yang sudah memulai pembangunannya dan mulai akan berjalan. Jadi saya sangat optimis dengan pertumbuhan ekonomi dan investasi di Jabar,” kata dia.
Kondisi geografis Jabar yang sangat luas, lanjut Ning, menjadi peluang bagi para pengusaha untuk menanamkan investasinya. Selain itu, ketersediaan tenaga kerja di wilayah Jabar pun cukup banyak dengan upah yang cukup realistis.
“Memang ada beberapa daerah yang nilai upahnya cukup tinggi secara nasional, tapi juga ada pilihan daerah lain,” dia menambahkan.
Ning mengatakan, butuh kolaborasi dengan pihak pemerintah agar bisa menarik pengusaha untuk menanamkan investasi di Jabar. Baik pemerintah provinsi maupun dengan pemerintah kota/kabupaten.
Apindo Jabar pun sudah berinisiatif dengan mengundang beberapa calon investor dari luar negeri. Ning pun mengaku jika dirinya secara langsung memaparkan terkait potensi investasi yang ada di wilayah Jabar.
“Tapi tidak bisa hanya mengandalkan kami di Apindo, harus ada kolaborasi dengan pemerintah. Kalau terkait dimana mereka akan menanamkan investasinya, mereka yang tentukan sendiri,” Ning mengatakan.
Pihaknya pun selalu mendukung pemerintah yang membuka kawasan-kawasan industri baru di Jabar. Salah satunya di wilayah Subang yang sudah dibangun pelabuhan baru.
“Kita arahkan investor ke daerah yang sudah dibangun berbagai fasilitas dan infrastruktur seperti seaport. Karena investor akan melihat terkait kesiapan fasilitas dan infrastruktur,” kata dia.
Selain itu, Ning mengimbau semua pihak untuk tidak terlena dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik dibanding negara-negara lain serta anka inflasi yang rendah. Kondisi tersebut justru menuntut semua pihak untuk terus berusaha dan bekerja lebih nyata.
“Jangan berpuas diri, kondisi saat ini memaksa kita untuk bekerja dan berusaha lebih dari biasanya. Jangan sampai Jabar untuk Jabar, Jabar untuk Indonesia, dan Jabar untuk Dunia hanya berhenti sebagai slogan saja. Para pengusaha besar dan pengusaha kecil harus saling bergandeng tangan. Tingkatkan pemakaian produk dalam negeri Sehingga perputaran ekonomi terjadi. Mari mulai berbuat, jangan cuma menjadi kritikus tanpa menjadi bagian dari solusi. Karena, khoirunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat,” Ning menegaskan.
(Ageng)